Konferensi Pemberdayaan untuk Palestina (Ministerial Meeting on Capacity Building for Palestine) akan digelar pada 14-15 Juli 2008 di Jakarta. Konferensi tingkat menteri luar negeri (menlu) yang diprakarsai Indonesia dan Afrika Selatan ini akan diikuti oleh negara-negara Asia dan Afrika di bawah kerangka New Asia Africa Strategic Partnership.
Menurut Sekretaris Jenderal Departemen Luar Negeri RI, Imron Cotan, tujuan utama konferensi ini adalah agar negara peserta bisa menyelenggarakan atau merancang program untuk memperkuat dan memberdayakan kapasitas anggota masyarakat dan institusi di Palestina.
"Kita berharap cepat atau lambat negara Palestina itu pasti akan terwujud, hidup berdampingan secara damai dengan negara tetangga termasuk Israel. Jadi kita sedang berkontribusi pada upaya mempersiapkan lahirnya negara Palestina, " katanya di Gedung DPR, Jakarta, Senin (23/6).
Berdirinya negara Palestina tak hanya impian rakyat Palestina tetapi juga dunia termasuk Indonesia. Menurut dia, konferensi ini menjadi komitmen Indonesia membantu mewujudkan Palestina merdeka. Imron mengatakan di akhir konferensi akan dibuat komunike bersama yang mengindentifikasikan kebutuhan Palestina. Misalnya, tata pemerintahan yang baik, demokratisasi, dan peningkatan kemampuan Palestina mengelola birokrasi.
"Nanti bentuk bantuan itu bisa melalui pelatihan dan bantuan baik proyek atau pun pendidikan dan pelatihan. Dalam praktiknya nanti, ada sebuah negara yang berkontribusi merancang program, kemudian negara lain yang memiliki sumber daya lebih dan tak merancang program, bisa mendanai pelaksanaan program tersebut. Bisa juga ada negara yang melakukan kedua hal itu, " jelasnya.
Lebih lanjut Imron, dengan bantuan pembangunan kapasitas itu maka pada saat Palestina merdeka, mereka sudah memiliki infrastruktur dan sumber daya untuk menjalankan adiministrasi pemerintahan sendiri.
"Kemampuan administrasi pemerintahan Palestina saat ini masih terbatas. Sebagian besar energi mereka sekarang ini difokuskan pada kegiatan untuk berhadapan dengan Israel, " ujarnya.
Oleh karena itu, Ia menambahkan, setelah negara peserta menandatangani komunike, mereka terikat oleh komitmen yang dijanjikan. Dan untuk itu, akan dibuat mekanisme kontrol.
Perwakilan Palestina yang diperkirakan akan hadir dalam pertemuan itu, adalah Menteri Luar Negeri, namun apabila nantinya Presiden Mahmud Abbas hadir, menurut Imron, tentunya itu akan menjadi bonus.
Sementara itu, Jubir Deplu, Teuku Faizasyah mengatakan, kehadiran Hamas di konferensi tersebut tergantung pemerintah Palestina.
Konferensi ini rencananya akan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan akan dipimpin oleh Menlu RI dan Afrika Selatan, selaku ketua bersama New Asia Africa Strategic Partnership. Konferensi akan ditutup Wakil Presiden Jusuf Kalla.(novel)