Konferensi kemerdekaan untuk Al Quds dan Palestina digelar di Hotel Savoy Homann Bandung, hari ini, Rabu (4/7/2012). Konferensi ini digagas Aqsa Working Group (AWG) dan isnstitusi lainnya.
Konferensi diikuti 20negara yang terdiri dari para ulama dan aktivis pergerakan dunia Islam yang konsen terhadap pembebasan Al-Aqsha dan Palestina, salah satunya Imaam Jamaah Muslimin (Hiszbullah) Muhyiddin Hamidy.
Muhyiddin mengungkapkan, konferensi ini berusaha mencari jalan bagi nasib Palestina, sebagai satu-satunya bangsa yang belum terlepas dari penjajahan. Menurutnya, kemerdekaan Palestina merupakan tugas umat manusia, khususnya bagi Indonesia, lebih khusus lagi bagi Kota Bandung tempat lahirnya Dasasila Bandung (Konferensi Asia Afrika).
“Sejak dikobarkanya Dasasila Bandung, banyak negeri terjajah yang terlepas belenggu kolonialisme Barat. Tinggal satu, yakni Palestina, yang menjadi kewajiban kita umat manusia,” katanya.
Menurut Muhyiddin persoalan Palestina pada dasarnya dipicu Zionis Israel. Upaya pembebasan sudah sering dilakukan, namun hasilnya masih sangat terbatas sekali. “Kemerdekaan masih jadi barang mewah yang belum terbeli oleh Bangsa Palestina. Kemerdekaan adalah amanat Dasasila Bandung,” katanya.
Lalu kenapa hingga kini Palestina sulit merdeka? Muhyiddin mengungkapkan beberapa hal penyebabnya, pertama karena belum adanya kesatuan dari berbagai komponen pergerakan pembebasan Palestina, termasuk di Palestina sendiri.
“Kita akan sangat senang jika bersatu. Dengan persatuan Palestina bisa didapatkan,” ujarnya.
Menurutnya, negeri mana pun tak mau terpecah dan saling bunuh. “Tanpa kesatuan pembebasan Palestina akan sangat sulit berhasil,” ujarnya.
Lanjut dia, sebab kedua kenapa Palestina sulit merdeka karena negara-negara khususnya peserta Konferensi Asia Afrika, masing-masing sibuk dengan persoalannya sendiri. Sebab ketiga, kuatnya konspirasi Israel yang tidak henti-hentinya melakukan konspirasi untuk menggagalkan resolusi PBB untuk Palestina.
Maka lewat konferensi ini dia berharap bisa menghasilkan sesuatu yang berguna bagi kemerdekaan Palestina. Dan nantinya bisa direkomendasikan kepada sidang umum PBB
19 September 2012.
“Pada sidang umum PBB nanti akan dibahas kemerdekaan yang sudah diajukan satu tahun lalu,” katanya.
Dalam pembukaan konferensi tersebut juga hadir Duta Besar Palestina Untuk Indonesia Faris Mehdawi, Ketua DPR RI yang juga Presiden Parlemen OKI Marzuki Ali, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan, dan para tokoh lainnya.(fq/okezone)