Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia M.Ismail Yusanto menegaskan Konferensi Khilafah Internasional bukan dimaksudkan untuk mendeklarasikan partai, ataupun meresmikan tegaknya khilafah.
Menurutnya, konferensi yang akan diadakan pada 12 Agustus mendatang dalam rangka memperkokoh komitmen umat Islam, terhadap perjuangan bagi tegaknya syariah dan khilafah.
“Konferensi ini tidak untuk tujuan mengganti kepada bentuk khilafah, tetapi ini bagian dari sosialisasi, ”ujarnya, di Jakarta.
Lebih lanjut Ismail menyatakan, sejak kemerdekaan 62 tahun yang lalu sampai saat ini sistem sekuler yang diterapkan di Indonesia, selain itu perpecahan di tubuh umat Islam terus terjadi.
"Kami menyakini umat Islam dapat meraih kemuliaan apabila dapat diterapkan syariah, itulah yang selalu menjadi seruan Hizbut Tahrir Indonesia, selamatkan Indonesia dengan syariah, dan umat Islam kembali bersatu di bawah kepemimpinan khilafah, "jelasnya.
Ia menambahkan, dalam ide khilafah ada dua substansi penting yang terdapat di dalamnya, yaitu tegaknya syariah dan teguhnya ukhuwah Islamiyah.
Mengenai anggapan konferensi itu tidak mendapatkan respon positif dari pemerintah, Ia mengaku, pada saat yang bersamaan Menteri Agama M. Maftuh Basyuni yang diundangan untuk mewakili pemerintah berhalangan untuk hadir karena harus menghadiri kegiatan di Propinsi Kepulauan Riau, sedangkan dalam Acara itu Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault dipastikan hadir untuk memberikan orasi dihadapan peserta konferensi yang diperkirakan akan mencapai 100 ribu orang. (rz/novel)