Konferensi Internasional Al-Aqsha Hasilkan Deklarasi Jakarta

Konferensi Internasional Al-Aqsha yang akan berlangsung Kamis (21/8) di Wisma Antara, Jakarta menghasilkan Deklarasi Jakarta untuk Pembebasan Al-Aqsha. Deklarasi yang merupakan hasil kesepakatan lebih dari 200 tokoh yang mewakili para ulama, pemuka organisasi Islam, cendikiawan muslim, para pemimpin partai politik serta jurnalis nasional, dan internasional.

Deklarasi terdiri dari enam butir itu yang disampaikan dalam dua versi yaitu bahasa Arab dan bahasa Indonesia, dibacakan oleh KH. Yakhsyallah Mansur, MA yang merupakan Pimpinan Ma’had Al-Fatah Al-Islamiyah.

Deklarasi Jakarta untuk Pembebasan Al-Aqsha itu, terdiri dari:

1. Mendukung seluruh Deklarasi Isntanbul 2007, serta bertekad dengan mengharapkan ridho Allah untuk terus menjaga komitmen dan berjuang membebaskan Al-Aqsha dan mengembalikan Al-Aqsha ke pangkuan muslimin.

2. Menyeru segenap pemimpin Negara-negara Islam dan Organisasi Islam Dunia, serta tokok dan cendikiawan muslim didunia agar mendesak Israel untuk menghentikan usaha penggalian terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha, serta mengembalikan otoritas masjidil Aqsha je pangkuan kaum muslimin.

3. Menyeru semua pimpinan Dunia Islam agar menekan zionis Yahudi untuk mengehntikan anksasi wilayah-wilayah pemukiman muslimin Palestina, serta upaya jahat Israel untuk menodai kesucian dan merusak bangunan masjidil Aqsha.

4. Mengajak segenap umat Islam di dunia untuk bangkit dan sholat berjamaah menyatukan langkah dengan segenap dana, jiwa dan seluruh kekuatan untuk membebaskan Al-Aqsha di bawah Pimpinan seorang khalifah.

5. Mendukung dialog antar pihak-pihak muslim yang masih berbeda pendapat, dalam memperjuangkan hak sipil dan kepimpinanan wilayah Palestina.

6 Menyepakati terbentuknya working group, yang terdiri dari tokoh ulama, cendikiawan, dan perwakilan muslimin, yang berkedudukan di Jakarta. Working Group tersebut akan bertugas:

A. Mensosialisasikan atau menyadarkan kaum muslimin untuk membela dan membebaskan Al-Aqsha dari cengkraman zionis Israel.
b. Mobilisasi seluruh dana dan kekuatan muslimin sedunia untuk pembebasan Al-Aqsha.
c. Membuat roadmap pembebasan Al-Aqsha.
d. Membangun jaringan kerjasama (net working) antar segenap muslimin sedunia.
e. Melakukan usaha-usaha pemberdayaan muslimin Palestina, meliputi pendidikan, keterampilan, dan usaha-usaha lainnya untuk meningkatkan kesejahteraan muslimin Palestina.
f. Memfasilitasi pembentukan kelompok kerja serupa di negara-negara berpenduduk Islam di dunia.

Hasil rekomendasi itu dibacakan dihadapan Duta Besar Palestina untuk Indonesia Fariz N. Mehdawi, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, Anggota Komisi DPR Mutammimul Ula, dan Perwakilan dari negara muslim.

Menpora Adhyaksa Dault menyambut baik langkah yang ditempuh Jama’ah Muslimin (Hizbullah) mengadakan konferensi yang bertema Aksi Nyata Mengembalikan Masjid Al-Aqsha ke tangan kaum muslimin.

"Meski negara kita juga masih mengalami kesusahan, Alhamdulillah masih ada yang memikirkan pembebasan Al-Aqsha. Harus ada gerakan yang nyata untuk mengembalikan Al-Quds, jangan hanya berani bicara saja, " tegasnya.(novel)