Eramuslim.com – Meski diunggulkan, petahana Joko Widodo (Jokowi) dihadapkan permasalahan cukup serius dalam kampanye Pilpres 2019.
Pasalnya, bukan hanya deretan janji manis di kampanye 2014 yang belum terealisasi namun kondisi ekonomi nasional yang tidak sesuai harapan menjadi pemicu klimaks atas kegagalan Jokowi dalam memimpin.
“Kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus terpuruk merupakan tantangan terbesar Jokowi untuk mengembalikan kepercayaan publik. Selama ini Jokowi selalu berdalih dengan meningkatkan pembangunan infrastruktur akan menjadi fondasi bagi perekonomian nasional akan tetapi pada kenyataanya justru sebaliknya dan masih jauh dari harapan,” tutur pengamat politik Jajat Nurjaman kepada wartawan, Jumat (31/8).
Menurutnya, salah satu isu sentral yang dimainkan kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno adalah soal perekonomian. Dengan kondisi saat ini tentu akan memberi keuntungan tersendiri. Kubu Prabowo-Sandi paham bahwa selama berkuasa Jokowi sangat kesulitan mengatasi masalah ekonomi.
“Tidak hanya itu, kondisi rupiah yang terus terpuruk semakin memperparah perekonomian nasional. Hal ini tentu akan menyulitkan Jokowi dalam menghadapi rivalnya dalam Pilpres 2019 yang akan datang,” jelas Jajat.
Dia menambahkan, sederet prestasi Jokowi di bidang infrastruktur belum membawa hasil yang menguntungkan bagi pemerintah, selain terus bertambahnya utang negara.
“Dengan kondisi rupiah yang kian terpuruk, ekonomi tidak kunjung membaik saya kira di tengah situasi politik yang kian memanas diperlukan keajaiban bagi Jokowi untuk terus mengangkat citranya dan keluar dari situasi pelik seperti ini,” imbuh Jajat yang juga direktur eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID).(kl/rmol)