Eramuslim.com – Isu akan ada gerakan mahasiswa yang mengagendakan penggulingan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei tidak terbukti.
Memang ada yang turun ke jalan, tapi hanya diikuti ratusan mahasiswa. Gelombang gerakannya tak seperti yang dibayangkan. Alih-alih itu, para mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia malah memenuhi undangan Jokowi di Istana Negara.
Aktivis penggagas Komunitas Masyarakat Penyelamatan Indonesia (Kompi) Bursah Zanubi mengatakan telah terjadi pergeseran aktivisme pada diri mahasiswa sekarang ini.
“Sekarang kalau mau demo diskusi dulu di Istana, besok demonya sepi. Jadi yang geger sepinya,” kata Bursah dalam pesan elektronik yang dipancarluaskannya, Rabu (21/5).
Dulu, kata Bursah yang saat mahasiswa jadi aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), mahasiswa kalau menghajar rezim tidak ‘cipika-cipiki dengan Istana. Di zaman Hariman Siregar, Istana dihajar tanpa diskusi. Dunia pun geger.
“Waktu mahasiswa ini sangat singkat, sesudah itu lewat. Tidak ada waktu untuk mengulanginya lagi. Karena itu, bikin gemparlah waktu menjadi mahasiswa, atau Anda akan tercatat sebagai aktivis mahasiswa yang gemar diskusi di Istana,” katanya.
Karena itulah Bursah berpesan, para mahasiswa dapat belajar dari para pendahulunya, jangan ragu untuk membuat geger dunia.
“Jadilah pengkritik yang jujur dan ikhlas. Sekalipun akan makan rumput, tapi Anda tidak bakal dihina dalam sejarah sebagai pengemis jabatan,” tukasnya.(rz)