Komitmen Indonesia Tetap Kuat untuk Mengirimkan Pasukan ke Darfur

Komitmen Indonesia dalam mengirimkan pasukan penjaga perdamaian (peace keeping force) ke Darfur, Sudan tidak akan berubah seiring berakhirnya masa aktif Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada Desember 2008 mendatang.

"Dalam hal pengiriman pasukan kita ke Darfur, itu sudah menjadikomitmen nasional, namun yang tahu dengan pasti keberangkatan adalahpihak TNI yang bertugas sebagai peace keeping force, " kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam media briefing, di Kantor Deplu, Jakarta, Jum’at (22/8).

Menurutnya, untuk saat ini persiapan secara teknis sudah dilakaukan, akan tetapi untuk kesiapan dilapangan masih perlu dipantau oleh perwakilan Indonesia, baik yang berada di Sudan maupun di Newyork.

"Yang sekarang jadi konsen kita sekarang sejauhmana kesiapan dilapangan untuk menerima pasukan kita, karena banyak aspek-aspek logistik yang harus disiapkan. Di atas kertas memang kita sudah siap untuk mengirimkan pasukan peace keeping ke sana, " ujarnya.

Komitmen pengiriman pasukan itu bukan hanya untuk di Sudan saja akan tetapi, lanjut Faiza, meneruskan pengiriman pasukan penjaga perdamaian ke daerah konflik di Libanon.

"Kita tetap berkomitmen di Libanon, dan hal-hal yang terkait lebih baik mengenai pergerakan pasukan, dan penyegaran pasukan tergantung pihak TNI, sejauh ini kita tidak mencatat adanya permintaan tambahan pasukan diwilayah Timur Tengah, " imbuhnya.

Kontingen Garuda XXVI-A/UNIFIL yang disiapkan sebagai `force headquarter support unit` (FHQSU) di Libanon yang berjumlah 200 orang awal Agustus lalu telah mengikuti pelatihan di Pusat Pendidikan Infanteri (Pusdikif) Cipatat Kabupaten Bandung Barat. Mereka merupakan gabungan personel terpilih dari pasukan khusus dalam jajaran TNI masing-masing kesatuan Kopassus, Kostrad, Denjaka Marinir dan Denbravo Paskhas TNI AU.(novel)