Indonesia, Indonesia, Bersatu, Bersatu. Amerika, Amerika, Teroris, Teroris. Israel, Israel, Hancurkan, Hancurkan. PBB, PBB, Bubarkan, Bubarkan!!, itulah teriakan sekitar sepuluh ribu orang yang tergabung dalam Komite Aksi sejuta Umat yang melakukan aksi damai long march, dari Bunderan Hotel Indonesia menuju Kantor Perwakilan PBB, dan berakhir di Kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Ahad Siang (6/8).
Peserta aksi yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat lintas agama, suku, organisasi, dan lintas kelompok yang menamakan diri, Rakyat Indonesia Bersatu Untuk Perdamaian, menentang segala bentuk agresi militer yang dilakukan oleh Israel ke Palestina dan Libanon.
Dalam orasinya Ketua MPR RI Hidayat Nurwahid menegaskan, PBB sebagai lembaga perdamaian dunia, dibentuk dalam rangka mewujudkan keamanan dan perdamaian bagi seluruh dunia, bukan hanya untuk bangsa yang melakukan kebiadaban seperti Israel, yang secara jelas telah melakukan penjajahannnya di Palestina dan Libanon.
"PBB telah kita percayai sebagai Persatuan Bangsa-Bangsa, jangan sampai kita merubahnya sebagai Perserikatan Bangsat-Bangsat ataupun Persatuan Biadab-Biadab," tandas Hidayat yang disambut oleh Takbir, di depan Kantor Perwakilan PBB, Jakarta.
Ia juga meminta, agar pemerintah sampai kapanpun jangan pernah untuk mencoba membuka hubungan diplomatik dengan Israel dan meminta pemerintah untuk lebih berperan aktif melakukan diplomasi bersama OKI dan PBB untuk menghentikan perang serta menghukum pelaku agresor utamanya yakni Israel.
Di tempat yang sama Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin kembali mendesak pemerintah untuk mengeluarkan mossi tidak percaya kepada PBB, jika PBB tetap tidak mampu mewujudkan perdamaian di Palestina dan Libanon.
Lebih lanjut Din menambahkan, langkah masyarakat Indonesia dan negara-negara cinta damai lainnya, tidak boleh berhenti sebelum agresi militer Israel dihentikan.
"Stop the agression now, Stop the war now," teriaknya berulang-ulang yang diikuti seluruh peserta aksi, didepan Kedutaan Besar AS.
Dubes AS Tolak Bertemu
Semula dijadwalkan perwakilan peserta aksi damai Rakyat Indonesia Bersatu Untuk Perdamaian akan menyampaikan surat resmi kepada Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia B. Lynn Pascoe, tetapi Duta besar AS menolak untuk menerimanya dengan alasan yang tidak jelas.
"Ini akan kita catat sebagai perlakuan yang tidak mengindahkan bentuk kerjasama internasional," tegas Din yang bertindak sebagai koordinator aksi.
Aksi damai Komite Aksi Sejuta Umat, dimulai sejak pukul 13.00, dibuka dengan pembacaan ikrar Rakyat Indonesia Bersatu Menentang Agresi Israel oleh KH. Abdullah Gymnastiar. Dilanjutkan dengan long march menuju kantor perwakilan PBB, kemudian peserta aksi berhenti sejenak untuk mendengar orasi secara bergantian dari tokoh-tokoh politik antara lain Sekjen Partai Bulan Bintang Sahar L. Hasan, Ketua Umum Kahmi Fuad Bawazier, tokoh politik perempuan Yuniwati Sofwan, Waket DPD Laode Ida, Wasekjen DPP PAN Heni Safitri.
Iring-iringan kemudian melajutkan perjalanannya menuju kantor Kedutaan Besar AS, di sana pun diisi dengan orasi dari tokoh masyarakat antara lain, Ustad Usman Shihab, Koordinator Kontras Usman Hamid, Aktivis Buruh Dita Indah Sari, Ketua Forum Komunikasi Kristiani Theophilus Bela.
Menjelang sore peserta aksi membubar diri dengan tertib, sebelumnya aksi ditutup dengan pembacaan doa oleh Pimpinan Pondok Pesanteren Darut Tauhid KH. Abdullah Gymnastiar. Aksi dikawal ketat aparat kepolisian dan menyebabkan jalan protokol di Ibukota mengalami pengalihan jalur.(novel)