Komentari Hacker Peretas PDN yang Minta Maaf, Guntur Romli: Asli Ini Lucu, Jangan-jangan…

eramuslim.com – Mohamad Guntur Romli kembali mengomentari kasus peretasan yang menimpa Pusat Data Nasional Sementara (PDNS).

Ia menyebut insiden ini sebagai sesuatu yang sangat lucu dan mencurigai adanya permainan orang dalam.

“Asli ini lucu 100 persen jangan-jangan mainan Ordal,” ujar Guntur Romli dalam keterangannya di aplikasi X @GunRomli (2/7/2024).

Terduga pelaku peretasan, ransomware gang Brain Chiper, yang diduga bertanggung jawab atas insiden ini, mengaku akan memberikan secara cuma-cuma pembuka (dekripsi) data yang telah dikunci.

Menanggapi hal ini, Guntur Romli menyatakan bahwa tindakan hacker yang menawarkan solusi setelah melakukan peretasan merupakan sesuatu yang mencurigakan dan menggelikan.

Guntur Romli juga menambahkan bahwa gaya “ngambek” yang digunakan oleh pelaku peretasan ini mengingatkannya pada relawan yang mengancam akan bubar jika tidak mendapatkan jabatan.

Ia blak-blakan menyebut bahwa setelah diberikan jabatan, relawan tersebut tidak jadi bubar.

“Gaya ngambek minta sesuatu, jadi inget relawan ngambek mo bubar, minta jabatan, setelah dikasi gak jadi bubar,” sentilnya.

Guntur juga mencurigai bahwa drama hacker yang minta maaf dan menyarankan tambahan pendanaan untuk teknologi IT pada akhirnya akan bermuara pada pembicaraan mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menurutnya, ada indikasi bahwa insiden ini bisa menjadi alasan untuk meminta tambahan anggaran IT, yang pada akhirnya akan berdampak pada APBN.

“Drama Hacker minta maaf dan sarankan tambahan pendanaan untuk teknologi IT ujung-ujungnya hacker bicara APBN nih,” tandasnya.

Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar, pembawa acara menanyakan kepada Budi Arie Setiadi mengenai keberadaan bandar judi di Indonesia.

“Apakah bandar-bandar itu memang ada?” tanya pembawa acara.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Budi Arie menegaskan bahwa perihal judi di Indonesia sudah diketahui oleh banyak pihak.

Sebelumnya, dalam sebuah video yang beredar, pembawa acara menanyakan kepada Budi Arie Setiadi mengenai keberadaan bandar judi di Indonesia.

“Apakah bandar-bandar itu memang ada?” tanya pembawa acara.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Budi Arie menegaskan bahwa perihal judi di Indonesia sudah diketahui oleh banyak pihak.

“Semua sudah tahu,” ujar Budi Arie.

Ia menyebutkan bahwa judi di Indonesia hanya dikendalikan oleh lima orang.

“Di Indonesia ini cuma lima orang, semua orang tahu,” katanya.

Budi Arie mengaku telah meminta kelima orang tersebut untuk berhenti.

“Saya sudah bilang berhentilah. Kasihan rakyatnya,” ungkapnya.

Ketika ditanya mengapa kelima orang tersebut tidak dikejar dan dihukum, Budi Arie menjawab, “Itu tanyakan kepada penegak hukum. Bukan urusan Kominfo,” imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa tugas Kominfo hanya mencegah, bukan menegakkan hukum.

“Kami sudah berbuat maksimal sesuai kewenangan kami,” tandasnya.

 

(Sumber: Fajar)

Beri Komentar