Kol. (Purn) Herman Ibrahim: Kedatangan Obama Pastikan Hegemoni AS di Indonesia

Bandung (Humas),- Dewan Pengurus Daerah (DPD) I Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Barat menggelar Halaqah Islam dan Peradaban (HIP) bertajuk Pandangan Islam tentang Menerima Tamu Negara yang bertempat di Masjid Raya Bandung, Minggu (14/3).

Sehari sebelumnya, DPD I Jabar HTI berhasil mengumpulkan 1000 ulama Jabar dalam Majelis Buhuts al-Islami di Masjid Istiqamah Bandung, yang menghasilkan kesamaan sikap yang menolak kedatangan Obama ke Indonesia. Acara HIP yang dibuka untuk umum tersebut menghadirkan tiga orang pembicara, antara lain, Ust. Shorim Abdul Matiin (Lajnah Tsaqafiyah DPD I Jabar HTI), Kol. (Purn) Herman Ibrahim (Pengamat politik dan militer), dan H. Budi Mulyana, S.I.P (Anggota DPP HTI).

Acara dimulai pukul 09.00 WIB dengan menampilkan sebuah film mengenai alasan-alasan menolak Obama datang ke Indonesia, dan selesai sekira lima belas menit menjelang dzuhur. Menurut Ketua DPD I HTI Jabar Muhammad Ryan, acara tersebut digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan HTI dalam rangka menyikapi rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat, Obama, ke Indonesia.

Kedatangan Obama ke Indonesia dianggap akan lebih banyak merugikan Indonesia baik dari sisi ekonomi, politik, dan militer. Hal itu diungkapkan oleh Herman yang merupakan mantan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) III Siliwangi. Kedatangan Obama, menurutnya, akan semakin menancapkan hegemoni kapitalisme di Indonesia, yang berarti menjamin keberadaan perusahaan-perusahaan multinasional milik Amerika Serikat di bumi khatulistiwa ini. Dari sisi militer, Indonesia juga akan semakin tergantung kepada Amerika Serikat. Senada dengan Herman, Budi berpendapat bahwa pertemuan antara Presiden SBY dan Obama tidak akan terjadi dalam kesetaraan kendati mereka sama-sama sebagai kepala Negara. Menurutnya, hubungan antara dua negara akan sangat dipengaruhi oleh kapasitas masing-masing negara.

“Hubungan antara negara yang kuat dengan negara yang lemah tidak akan berlangsung secara seimbang, baik dalam bidang ekonomi, politik, ataupun militer. Pola hubungan Amerika Serikat dengan Indonesia itu timpang. Artinya, kedatangan Obama ke Indonesia justru akan semakin mencengkramkan Indonesia di bawah ketiak Amerika Serikat” papar Budi. Sementara itu menurut Shorim, alasan utama menolak kedatangan Obama ke Indonesia adalah karena status Obama sebagai presiden Amerika yang memerangi negeri-negeri Islam seperti Irak, dan Afghanistan, serta dukungannya terhadap Israel yang saat ini masih terus membunuhi umat Islam di Palestina.

“Dia adalah kafir harbi yang tangannya masih berlumuran dengan darah umat Islam, jadi tidak nyambung kalau meggunakan dalil tentang memuliakan tamu untuk menerima kedatangan Obama. Memang Islam mempunyai sikap yang lembut, tapi di sisi lain Islam pun punya sikap yang keras terhadap pihak-pihak yang memerangi umatnya,” tutur Shorim.

Hajatan bulanan HTI tersebut dihadiri oleh lebih dari 400 peserta yang berasal dari berbagai kalangan. Para peserta terlihat antusias dan asyik menyimak paparan para pembicara yang kadang diselingi dengan pekikan takbir dari peserta.[Riski Ramdani, Kantor Humas HTI Jabar]