Eramuslim.com -Pekan lalu nilai tukar rupiah mencapai angka tertinggi sebesar Rp 14.205 per dolar AS.
Hari ini bahkan masih bertengger di angka Rp 13.881 per dolar AS.
Deklarator Koalisi Indonesia Muda, Anggawira menyerukan agar siaga krisis ekonomi,
“Saatnya kita waspada, ini pertanda kondisi ekonomi yang mengkhawatirkan,” kata Anggawira dalam keterangannya, Jumat (1/6).
Menurut dia, pemerintah jangan hanya berdalih karena faktor eksternal.
“Kita harus legowo mengoreksi diri dan siaga menghadapi segala kemungkinan,” ujarnya.
Ia mengatakan pula negara harus menyiapkan langkah penyelamatan bagi masyarakat yang rentan terkena imbas krisis ekonomi.
“Situasi tinggal menunggu inflasi, di mana pemerintah gencar melakukan impor pangan. Katup pengaman harus disiapkan bagi masyarakat ekonomi lemah. Jangan sampai terjadi lagi malapetaka 98,” terang Anggawira.
Lebih lanjut, Anggawira menyebutkan, sejak reformasi 1998 fundamental ekonomi Indonesia tidak pernah kokoh. Rezim-rezim yang berkuasa sejak reformasi 1998 itu, menurutnya, tidak pernah menyentuh akar masalah ekonomi Indonesia.
“Belum ada perubahan selama 20 tahun ini. Kita masih tetap tergantung bangsa lain. Watak inlander bangsa kita belum juga hilang, memandang bangsa lain bagaikan tuan yang harus diikuti,” kata Anggawira.
“Saatnya berganti haluan kembali ke Undang-Undang Dasar 45,” sambungnya.
Ia memastikan Koalisi Indonesia Muda siap membangun perekonomian berdasarkan konstitusi. “Kami kembangkan di tiap daerah ekonomi bersumber budaya lokal,” lanjutnya.
Ia juga tidak menampik lemahnya nilai rupiah terhadap dolar karena kebijakan Bank Sentral AS (FED) seperti yang diklaim pemerintah. Akibat kebijakan FED itu, dana likuiditas yang sebelumnya banjir ke negara berkembang ditarik kembali ke AS sehingga dolar AS menguat.
“Perang dagang AS dengan Cina dan Uni Eropa tengah berlangsung. Dan entah sampai kapan berakhir,” imbuh Anggawira.(kl/rakyatmerdeka)