Kivlan Sebut Wiranto Dalang Kerusuhan 98 dan Jatuhnya Soeharto

Tak hanya itu saja, Wiranto kata Kivlan, juga minta Pak Presiden Soeharto supaya mundur dengan cara membiarkan Mahasiswa menduduki gedung MPR-DPR pada 21 Mei 1998.

Selain itu, Wiranto sebut Kivlan, juga tidak mau memfasilitasi penambahan personil pengamanan untuk masuk ke Jakarta saat kerusuhan berdarah 1998 tersebut terjadi.

“Wiranto tanggal 14 pergi, saya terima telpon tidak boleh Hercules dipakai (untung mengangkut personil tambahan). Akhirnya, kami carter pesawat Mandala dan Garuda. Saya sendiri cek ke Jawa ke Makassar bawa langsung ke Jakarta. Semuanya 15 ribu di Jakarta,” terangnya.

Sementara itu, usai Pak Soeharto pulang dari kunjungan kerja ke Mesir, pada tanggal 15 Mei 1998, Wiranto menemui pak Harto. Bersama pasukan pengamanan presiden (Paspampres) mereka mengatakan kepada Soeharto bahwa keadaan kacau dan tak bisa diatasi dan lebih baik bapak mundur.