Bendera merah putih berkibaran di mana-mana. Ratusan juta orang merayakannya dengan aneka aktivitas. 63 tahun sudah usia proklamasi kemerdekaan bangsa ini. Sebuah usia yang sangat matang. Namun ironisnya, bangsa ini tengah meluncur ke jurang kebinasaan yang dalam.
Amien Rais mengatakan jika sekarang ini jutaan anak usia sekolah tidak bisa mengenyam pendidikan gara-gara biaya yang mahal, banyak orang bunuh diri akibat putus asa menjalani hidup yang terus dirasakannya menghimpit otaknya, jutaan anak berkeliaran di persimpangan jalan, banyak terjadi antrean untuk sekadar beli minyak tanah, nyaris seluruh kekayaan alam negeri ini dikuasai asing, dan sebagainya.
“Kita baru bisa teriak merdeka, namun belum bisa menikmatinya!” demikian Amien dalam iklan layanan masyarakatnya.
Kenyataan ini sungguh menyakitkan melihat para pejabat negeri ini bisa hidup mewah setelah menjabat. Korupsi dijadikan gerakan berjamaah. Kaum tua berlomba-lomba mengikutsertakan anaknya dalam aneka pencarian bakat artis baru dengan nama Idol, AFI, Bintang Dangdut, dan sebagainya. Sedangkan para orangtuanya sendiri berlomba-lomba membuat foto diri besar-besar dan mencalonkan diri dalam pilkada. Kata anak muda sekarang: Narsis!
Bendera-bendera partai dicetak jutaan eksemplar, iklan dibuat di radio dan teve dengan dana ratusan miliar rupiah, pertemuan-pertemuan diselenggarakan, panggung-panggung hiburan dibangun, segalanya menghabiskan uang dalam jumlah yang fantastis. Ketika berkuasa, maka dengan sendirinya hal yang paling utama dilakukannya adalah balikin modal. Dan agenda kedua adalah menghimpun modal sebagai persiapan lima tahun ke depan. Bagaimana dengan segala janji-janjinay kepada rakyat? Ya disimpan rapat-rapat dan dikeluarkannya lagi lima tahun mendatang. Janji tinggalah janji. Dan rakyat lagi-lagi dibodohi.
Memang ada yang salah dengan semua itu. Sebab itu Amien Rais menyerukan agar semua anak bangsa ini bisa segera sadar dan bertobat untuk secepatnya menyelamatkan bangsa ini yang tengah berlari menuju jurang yang sangat dalam.(rd)