Kisah Jurnalis Sarah Price Mualaf usai Tersentuh Kumandang Azan

Sarah mengaku, pengalamannya di Malaysia telah membuat dirinya mengenal Islam dengan cara yang indah. Setelah kembali ke Australia, Sarah merasa ada sesuatu yang hilang.

Lantas, dia mulai meneliti konsep-konsep dalam Kristen. Bahkan, Sarah meneliti berbagai kontradiksi dalam Alkitab. Sarah menyadari, ada kesamaan antara Alquran dan Alkitab.

Yesus merupakan tokoh penting dalam kedua agama. Dalam Islam juga banyak menceritakan kisah Yesus atau Nabi Isa dalam Alquran.

Satu-satunya perbedaan adalah Islam menempatkan Yesus sebagai nabi dan tidak menyembahnya. Kendati sudah menemukan sejumlah jawaban, Sarah belum sepenuhnya yakin untuk berpindah agama.

Sebab, masih ada beberapa hal yang terus dia telusuri dan pelajari. Hingga akhirnya, dia berkesempatan bertemu dan berbincang dengan putri Tun Mahathir Muhammad, yakni Marina Mahathir.

Menurutnya, Marina merupakan sosok muslimah hebat yang menjunjung tinggi nilai-nilai pendidikan dan kemajuan. Pertemuan tersebut yang kemudian membuatnya percaya, wanita muslim tak selayaknya diremehkan.

Marina sendiri pernah mendapat gelar UN Person of the Year 2010. Dia juga merupakan tokoh SIS (Sisters in Islam), penulis, sekaligus pendukung hak-hak perempuan.

Pada akhirnya, Sarah sepenuhnya menyadari, bahwa menuju jalan yang benar tidak selalu mudah.

Namun, terlepas dari betapa sulitnya masa-masa itu, Islam membawa rasa damai yang luar biasa dalam hidupnya. Rasa damai itu berhasil membuat Sarah lebih tenang. [Suara]