“Agama di sini (Indonesia) sudah menjadi bagian kehidupan. Berbeda sekali dengan di Korea. Di Korea, mayoritas memilih tidak beragama dan hal itu tidak jadi masalah,” paparnya.
Maka dari itu, sahabat Lee pun akhirnya mengenalkan dan mengajarkannya tentang Islam.
Lee merasa tertarik mempelajari Islam karena ada ayah dari sahabatnya yang selalu mengajarkan ilmu agama melalui pengajian.
Bukan hanya itu saja, ibu dari sahabat Lee ternyata juga seorang pendiri panti asuhan.
Sejak saat itu, Lee secara pribadi memutuskan untuk memperdalam ilmu tentang Agama Islam.
“Jadi, saya benar-benar melihat sendiri bagaimana Muslim berperilaku. Kemudian saya diajari sholat.” ucapnya.
Lalu pada tahun 1994 Lee memutuskan untuk menjadi seorang mualaf dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta Pusat.
Menurut Lee, menjadi seorang pemeluk agama Islam bukan suatu hal yang mudah.
Salah satu hal yang sulit Lee pelajari sebagai seorang mualaf yakni adalah dia harus menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan.
Meski begitu perlahan-lahan Lee bisa terbiasa dengan ajaran itu karena teman-temannya di Korea bisa sangat menghormatinya.
Bahkan Lee bercerita sempat memiliki nama panggilan ‘Kiyai Haji’ oleh para karyawan yang ada di kantor.
“Nama saya KH Lee, mungkin orang-orang memanggil ‘Kiai Haji Lee’, jadi sekalian didoakan.” imbuh Lee. [poskota]