Kisah dr Karina, Penemu Terapi aaPRP Sembuhkan Pasien Covid-19

Eramuslim.com – Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi Covid-19.

Selain disiplin menerapkan protokol kesehatan dan melaksanakan vaksinasi, kini ditemukan terapi aaPRP yang dapat menyembukan pasien Covid-19. Terapi aaPRP ini ditemukan dr Karina.

Kisah dr Karina, Penemu Terapi aaPRP Sembuhkan Pasien Covid-19

Dokter Karina adalah lulusan S3 Universitas Indonesia (UI). Dokter cantik ini mulai melaksanakan uji coba terapi aaPRP tahap pertama sebanyak 10 orang, tahun lalu. Tahun ini, dr Karina melanjutkan dengan uji coba tahap dua sebanyak 20 orang.

Semuanya sudah berhasil dilakukan. Semua pasien uji coba adalah mereka yang sudah kelas berat. Yang sudah pakai alat bantu pernapasan.

Hasil menggembirakan itu dia tulis dan dipublikasikan di delapan jurnal internasional. Di jurnal itu, dr Karina juga mengulas kemampuannya dalam menurunkan D-Dimer.

Apa Itu Terapi aaPRP?

Selama ini yang dikenal hanya terapi PRP (platelet-rich plasma). Terapi PRP banyak digunakan dalam dunia kecantikan. Sedangkan terapi aaPRP yang ditemukan dr Karina merupakan yang pertama di dunia.

Karina menambahkan ‘aa’ di depan ‘PRP’ agar terapi ini tidak diasosiasikan dengan terapi kecantikan.

Karina membeberkan cara pembuatan aaPRP untuk pasien Covid-19. Awalnya, darah pasien diambil sebanyak 20-25 cc dengan cara seperti ambil darah untuk cek laboratorium.

“Trombosit dari darah pasien Covid-19 sendiri dipisahkan, lalu dipecahkan di laboratorium khusus milik HayandraLab. Hasilnya, protein yang keluar dari trombosit dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien melalui cairan infus.

Proses itu membutuhkan waktu sekitar 2 jam hingga 3 jam.

Teknik aaPRP aman digunakan untuk usia berapa pun dengan berbagai kondisi kesehatan, karena aaPRP dari tubuh sendiri dan tidak diproses dengan zat yang berasal dari hewan.

Terapi aaPRP dilakukan sesuai dengan keadaan pasien. Bagi pasien OTG (orang tanpa gejala) dan ringan, cukup satu kali terapi, maka langsung negatif Covid.

Dedangkan pasien berat dan kritis yang sudah dibantu pernapasan di ICU, bisa diterapi terapi 3-5 kali terapi.

“Jarak pemberian aaPRP bisa setiap hari atau selang satu hari, tergantung seberapa cepat pasien membaik,” ucapnya.