Kisah Azwar Syam, Orang yang Berani Tempeleng Prabowo Subianto

Azwar Syam, Komandan Kompi 2 Batalyon C4 merupakan sosok berperawakan langsing, kurus dan tidak terlihat satu sentimeter pun lemak di badannya. Berkulit hitam dan memiliki sorot mata yang tajam dan penuh percaya diri. Azwar Syam selalu mengenakan baret ungu dengan baju hijau yang sudah terlihat belel. Tapi sangat rapi karena disetrika bahkan dikanji. Kopelnya sangat mengkilap, demikian pula sepatunya. Di Papan nama dada tertulis Azwar Syam. Sementara di bagian dada kiri terdapat tiga huruf besar KKO.

Peristiwa tak terlupakan itu terjadi saat perpeloncoan pada hari-hari pertama masuk AKABRI. Saat itu, kepala kami sudah digunduli, para senior kemudian memberikan helm besi baja tanpa alas.

Para senior kemudian berbagi tips untuk menyiasati agar kepala tidak sakit saat memakai helm baja tersebut yaitu melapisi kepala dengan kain bahan. Banyak dari peserta yang memanfaatkan celana dalam hasil pembagian dari AKABRI. Walaupun celana dalam pembagian itu berbahan kain yang sangat kasar dan memakai tali kawat pula. Tapi lumayan bisa dimanfaatkan untuk mengurangi rasa sakit di kepala ketika memakai helm baja tersebut.

Selain itu, ada juga senior yang memberikan setengah tangkap gula jawa kepada saya seraya berbisik bahwa gula jawa akan membuat tubuh tetap prima, tidak mudah lelah. Sebagai taruna junior, gula jawa itupun diterima dan ditaruhnya di kantong celana. Sesaat kemudian, tiba-tiba digelar apel.

Saat itu, Letnan KKO Azwar Syam memeriksa kami satu persatu. Ketika menghampiri saya, dia langsung memegang kantong celana saya. Saya tidak tahu apakah dia sudah melihat sebelumnya bahwa saya mengantongi gula jawa atau tidak.

Dia lantas bertanya, “Apa ini?”