Kegiatan rutin dalam dakwah Islamiyah perlu digiatkan kembali oleh warga Nahdliyin. Salah satu dengan menghidupkan dan memanfaatkan tempat strategis yaitu Masjid, Mushala (Langgar), ataupun Majelis Taklim.
"Kita harus kembali mengisi masjid-masjid kita dengan dakwah rutin menggunakan kitab-kitab kuning, agar masjid dan mushala yang tersebar diseluruh Indonesia tidak masuk angin, yang berujung akan kehilangan masjid yang kita bangun, "ujar Ketua Umum PBNU KH.A Hasyim Muzadi dalam pidato Harlah ke-82 PBNU, di Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad(3/2).
Ia juga meminta, kepada warga NU agar dapat lebih waspada dan dapat membedakan gerakan-gerakan asing yang tidak lazim digunakan oleh ulama-ulama dalam negeri Indonesia.
Pada umumnya, lanjut Hasyim gerakan itu adalah bersifat ekstrim keras maupun ekstrim lunak, di mana gerakan itu diduga merupakan cikal bakal terorisme, yang akan mengakibatkan Islam berada pada posisi yang sulit.
"Posisi itu akan dimanfaatkan oleh dunia yang anti Islam untuk dijadikan bukti untuk menjelek-jelekan syariat Nabi Muhammad SAW, "imbuhnya.
Ia menegaskan, saat ini berbagai bentuk gerakan yang menyimpang dari ajaran Islam yang benar mulai bermunculan dan mengancam akidah keIslaman. Sebagai contoh, sholat atau tidak sholat sama saja, serta ada yang membuat seakan-akan agama Islam sama atau sebangun dengan agama lain, hal ini menjadi halal.
Oleh karena itu, Hasyim menambahkan, untuk mengantisipasi semua itu, sebaiknya warga NU kembali menggunakan teori yang dipakai oleh para ulama, yakni mejaga keseimbangan antara dengan pendekatan legal formal melalui agama dengan jaln dkawah, pendekatan pembinaan keumatan, dan pendekatan politik yang menguntungkan agama Islam.
Dalam kesempatan itu, Hasyim pun mengimbau agar umat Islam khususnya warga Nahdliyin memperkuat akidah, syariah, akhlaq, serta Manhaj. (novel)