Dengan kondisi struktur biaya haji yang diberlakukan saat ini, serta tabungan abadi yang dimiliki dari kegiatan ibadah haji, seharusnya jamaah haji Indonesia berhak memperoleh layanan lebih baik dari yang ada sekarang. Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Persatuan Umat Islam (PUI) Ahmad Heryawan dalam siaran persnya, sehubungan dimulainya keberangkatan Kloter awal Jamaah Haji Indonesia tahun 1428H.
"Pemerintah harus lebih serius meningkatkan pelayanan jamaah haji, agar tamu Allah dari negeri ini bisa beribadah lebih optimal dan menerima layanan sesuai haknya. "ujarnya.
Ia mengatakan, perbaikan layanan haji Indonesia telah menjadi isu, yang terus disuarakan umat Islam sejak lama termasuk oleh PUI. Namun, keinginan yang manusiawi ini belum ditanggapi secara optimal oleh pihak berwenang.
Karena, menurutnya, dalam pelaksanan ibadah haji, sepertinya negara Indonesia tidak mau belajar dari keberhasilan pelaksanaan haji di negera lainnya. "Harusnya kita malu juga dengan negeri tetangga, yang biaya ongkos hajinya tak berbeda jauh, tapi pelayanan pada jamaah hajinya begitu istimewa, "ungkapnya.
Ahmad Heryawan juga membandingkan, keistimewaan layanan haji negara lain dari segi dekatnya pemukiman, ke tempat ibadah, katering, layanan kesehatan dan sebagainya. Sehingga, jangan disalahkan, jika ada pihak yang menyatakan jamaah haji Indonesia itu seperti pengungsi bencana alam.
Jamaah Haji Harus Khuyu’ Beribadah
Sementara itu, kloter pertama calon jamaah haji DKI Jakarta diberangkatkan pada Sabtu (17/11) lalu, sebanyak 450 calhaj itu diangkut pesawat Garuda dengan nomor penerbangan GIA 7101 melalui Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Acara pelepasan secara resmi dilakukan oleh Menteri Agama Maftuh Basyuni dan Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri AgamaMuhammad Maftuh Basyuni berharap, agar jamaah haji Indonesia selalu dapat menaati aturan dan jadwal, dalam beribadah yang telah ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Tentunya, untuk hal ini, jamaah harus benar-benar menyiapkan diri dan beradaptasi dengan lingkungan di tanah suci.
"Saya harap jamaah haji Indonesia tidak terprovokasi oleh isu-isu yang belum jelas kebenarannya, "imbaunya.
Ia menambahkan, jamaah haji harus menyadari betul, bahwa ritual rukun Islam kelima ini dilaksanakan di negara orang, dengan kondisi sosial budayanya begitu pula iklim dan cuacanya berbeda dengan ditanah air.
Hal yang tak kalah penting, lanjutnya Menag, jamaah haji Indonesia harus dapat melaksanakan ibadah haji dengan baik, tenang dan khusyu. Dan demi kelancaran kesemuanya ini, jamaah harus menjaga kesehatan, dan mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
Selain itu, hendaknya jamaah haji Indonesia memperkuat persaudaraan, memperkokoh persatuan dan membangun semangat kebersamaan. (novel)