Ketua PPP: 2007, Saatnya Orang Betawi Pimpin Jakarta

Ketua DPP PPP Suyadhrama Ali mendukung pencalonan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo sebagai Gubernur DKI Jakarta 2007-2012. Alasannya, selain prestasinya relatif baik, Fauzi juga putra Betawi. Demikian Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (DPP PPP) Suryadharma Ali di Jakarta, Rabu (20/6).

“Pengalaman Fauzi Bowo tentang pemerintahan DKI Jakarta cukup banyak karena karirnya di pemerintahan tidak pernah beranjak dari Jakarta. Sebelum menjadi Wakil Gubernur mendampingi Sutiyoso, Fauzi Bowo juga sudah berkiprah di Pemerintahan Daerah (Pemda) DKI Jakarta, dia pernah memangku jabatan Sekwilda dan kepala Biro di Pemda DKI Jakarta,” paparnya.

Oleh karena itu, pihaknya memahami bila sejumlah tokoh mendukung Foke, sapaan akrab Fauzi Bowo. “Saya nilai, wajar kalau Bang Ali maupun para tokoh Betawi mendukung pencalonan Fauzi Bowo sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk periode lima tahun mendatang, ” kata Suryadharma.

Menurutnya, Fauzi Bowo adalah tokoh Betawi yang layak dipercaya menjadi Gubernur DKI Jakarta periode mendatang. Dalam sejarah politik kekuasan di ibukota, posisi terbaik yang pernah di duduki putra Betawi dalam pemerintahan sebatas Wakil Gubernur saja. Posisi itu pernah disandang Asmawi Manaf, Eddy Nalapraya dan Fauzi Bowo.

“Jadi, tidak heran kalau dalam 60 tahun lebih usia kemerdekaan Indonesia, jabatan Gubernur DKI Jakarta dipegang putra Betawi. Bahkan tokoh dan masyarakat pasti memberikan dukungan kepada Fauzi Bowo,” kata Suyadharma, yang juga Menteri Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Kabinet Indonesia Bersatu.

Dengan munculnya calon orang nomer satu di ibukota negara dari kalangan sipil, maka seorang gubernur tak mesti dari kalangan militer sebagaimana selama ini yang terjadi.

“Untuk masa mendatang Gubernur DKI Jakarta itu tidak harus dari militer. Jadi, bisa saja jabatan itu dipegang orang dari sipil seperti Fauzi Bowo dan Wagub dipercayakan kepada orang dari militer. Bisa juga kedua-duanya dari orang sipil. Tidak ada ketentuan harus dari militer,” imbuh dia. (dina)