Geliat dalam bidang pendidikan Islam melalui pesantren, madrasah umum dan madrasah diniyah dalam kurun waktu 10 tahun reformasi sudah terlihat, hal ini tampak dari kemajuan dan perbaikan yang terjadi di bidang ini, meskipun masih ada beberapa kendala yang harus diatasi.
“Madrasah kini sudah terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional, sehingga siswa madrasah sejajar dengan sekolah umum, ” kata Ketua PBNU Masykuri Abdillah menanggapi perkembangan sektor pendidikan berbasis Islam.
Ia menjelaskan, saat ini materi-materi yang diajarkan di Madrasah Aliyah atau Madrasah Tsanawiyah sama dengan sekolah umum, dengan kekhususan penambahan materi keagamaan yang lebih banyak.
“Mereka juga mengikuti Ujian Nasional, yang memungkinkan mereka dapat melanjutkan sekolah ke mana saja setelah lulus, ” ujarnya.
Lebih lanjut Masykuri mengatakan, madrasah diniyah yang selama ini hanya mengajarkan materi-materi keagamaan seperti Fikih, Al-Quran, hadist, bahasa Arab dan lainnya, siswanya dapat mengikuti paket A, B atau C jika mereka menambahkan empat materi umum, yaitu IPS, Matematika, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Kewarganegaraan.
“Pemerintah bukan hanya memperbolehkan, tetapi mendorong mereka untuk mengikutinya untuk mendukung program wajib belajar, ”imbuh mantan wakil rektor UIN Syarif Hidayatullah.
Ia menambahkan, kendala yang masih dihadapi pendidikan berbasis Islam di antaranya adalah kualitas guru yang masih harus diperbaiki, infrastruktur, maupun alokasi anggaran yang proporsinya belum sepenuhnya seimbang dengan sekolah umum.(novel/nu.ol)