Rencana Israel untuk memasuki bisnis kilang minyak dan biofuel di Indonesia ditentang kalangan DPR. Karena selama ini Indonesia tidak pernah membuka hubungan dengan negara zionis itu.
"Saya akan menentang, itu pasti, saya orang pertama yang di depan, rencana itu tidak pernah ada aturannya, karena Indonesia tidak pernah memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, itu sesuatu yang sangat beresiko berat, "ujar Anggota Komisi I DPR Ali Mochtar Ngabalin saat menghadiri pembukaan Simposium Internasional, di Hotel Sahid, Jakarta.
Ia menyesalkan langkah awal yang sudah dilakukan Israel untuk mulai mengembangkan tanaman jarak pagar di Nusa Tenggara Timur.
"Saya akan usulkan parlemen untuk memanggil Presiden, kita juga perlu mengirimkan nota keberatan, "ujarnya.
Senada dengan Ngabalin, Ketua MPRRI Hidayat Nurwahid mengecam rencana Israel tersebut, dan meminta DPR untuk mengambil tindakan dengan memanggil Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro.
"DPR harus memanggil Menteri ESD, kok bisa-bisanya utusan Israel ditemui, tidak mungkin mereka presentasi kalau tidak ada kemungkinan apa-apa, masak Israel datang hanya untuk presentasi gratisan, "ujarnya.
Ia menyesalkan adanya upaya dilakukan pemerintah untuk membuka peluang bagi investor dari Israel.
Padahal, lanjutnya, jika Indonesia ingin mengembangkan bisnis kilang minyak dan pengembangan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel itu tidak perlu bekerja sama dengan negara yang kontroversial seperti Israel.
"Bisa dengan negara-negara Timur Tengah, Arab Saudi, Iran, Kuwait, Uni Emirat, Indonesia ini kan tidak kekurangan teman baik, "ungkapnya.
Menurutnya, negara-negara itu sangat siap membantu pengembangan bisnis kilang minyak dan biofuel, dan Pemerintah tidak perlu terlibat perbedaan pemikiran dengan masyarakat.
Ketertarikan Israel untuk masuk dalam bisnis kilang dan pengembangan bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel di Idonesia telah dilaporkan utusan Israel kepada Menteri ESDM akhir Agustus lalu.
Israel juga menyatakan minatnya untuk proyek-proyek terkait penambahan kapasitas kilang di Indonesia, baik dengan memodifikasi kilang yang ada ataupun membangun kilang baru.(novel)