Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih melakukan penelitian terhadap kemungkinan pesawat meledak di udara ataupun saat jatuh ke air. Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi Setyo Rahardjo, di Jakarta, Kamis(11/01).
Menurutnya, terhadap kemungkinan pesawat meledak diudara sebelum jatuh harus diteliti lagi, dan masih butuh waktu untuk itu.
"Jadi jangan berspekulasi lebih jauh, sebab kita masih belum tahu dan lebih baik ditunggu saja, ” ujarnya.
Lebih lanjut Ia mengatakan, meski sayap ekor sudah ditemukan di perairan Pare-Pare Sulawesi Selatan, tetapi masih belum dapat memastikan di mana lokasi jatuhnya pesawat Adam Air rute Jakarta-Surabaya-Manado itu. Karena dapat saja itu sudah terbawa air, setelah berhari-hari sehingga belum tentu jatuhnya di tempat diketemukannya bangkai ekor pesawat.
Oleh karenanya, KNKT akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan persisnya lokasi jatuhnya pesawat tersebut.
"Kami akan segera berkoordinasi terkait dengan temuan ekor pesawat itu, "jelasnya.
Seperti diketahuikan, sayap ekor yang diketahui miliki pesawat Adam Air yang hilang itu ditemukan oleh seorang nelayan bernama Bakri 8 km selatan Pare-Pare atau 300 meter dari pantai. Ekor pesawat saat ini sudah berada di Lanud Hasanuddin, setelah sebelumnya diserahkan Bakri ke Polwitabes Pare-Pare.(novel)