Peristiwa bentrokkan antara massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) dengan massa Front Pembela Islam (FPI) menjadi berita hangat sejak Ahad siang kemarin (1/6). Sejak itu markas FPI di Petamburan Jakarta dibanjiri telepon dari berbagai pihak yang ingin menanyakan peristiwa tersebut. Berita yang beredar di luaran pun simpang-siur.
Untuk menjernihkan dan memaparkan apa adanya, termasuk latar belakang FPI sampai menurunkan laskarnya untuk mengusir aksi massa AKKBB di Silang Monas kemarin, Ketua Umum FPI Habib Rizieq Syihab akan menggelar konferensi pers di markasnya siang ini.
Diharapkan, konferensi pers yang akan digelar tersebut mampu membuka kesadaran pada masyarakat luas yang selama ini mendapat informasi sepihak dari media-media yang memang dikenal dekat dengan kubu liberal, di mana kelompok liberal ini memang sangat anti terhadap harakah Islamiyah dan bersahabat dengan Zionis-Israel.
Seperti yang telah berulang-ulang disampaikan oleh banyak elemen umat Islam, termasuk MUI dan juga FPI sendiri, persoalan tentang kelompok sesat Ahmadiyah merupakan persoalan internal umat Islam dan umat di luar Islam sama sekali tidak punya hak sedikit pun untuk ikut campur dalam masalah ini. Namun AKKBB dengan menggandeng elemen-elemen non-Muslim ikut campur dengan mendukung Ahmadiyah dan menuduh umat Islam yang anti terhadap gerakan sesat Ahmadiyah merupakan umat Islam yang belum dewasa.
Ikut campurnya elemen-elemen non-Muslim dalam persoalan Ahmadiyah inilah yang oleh umat Islam Indonesia dianggap sebagai tindakan provokatif. Padahal siapa pun tahu, dalam masalah akidah, umat Islam selalu bersikap ksatria: Ente jual, Ane borong! (rz)