Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) DPRRI menyatakan simpati terhadap suara-suara kelompok masyarakat yang menolak kunjungan Presiden AS George W. Bush ke Indonesia yang direncanakan akan datang setelah pertemuan APEC di Vietnam 18-20 November mendatang, hal tersebut terkait dengan kebijakan penanganan teroris yang dilakukan oleh AS cenderung menyudutkan negara-negara Islam.
Demikian pernyataaan yang dikatakan oleh Ketua FPAN DPRRI yang juga Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen Abdillah Toha dalam jumpa pers, di Gedung DPRRI, Jakarta, Senin (6/11).
Meski demikian menurutnya, sebagai organ resmi negara DPRRI tidak bisa mengeluarkan pernyataan penolakan, sebab Indonesia mempunyai hubungan diplomasi resmi dengan AS.
"Tapi kita minta dalam menerima Presiden Bush di Indonesia, harus bisa berdiri sama tinggi, duduk sama rendah, menyampaikan pandangan kita mengenai kesalahan pendekatan yang dilakukan oleh Bush dalam menangani teroris," ujarnya.
Sementara itu mengenai pengamanan terhadap para pejabat AS yang terkesan sangat berlebihan, Ia meminta agar pihak protokol dan keamanan yang ada di Indonesia tidak membolehkan AS menggunakan senjata dalam melakukan pengamanan.
"Jangan sampai terulang lagi pengamanan yang over acting, saya juga dengar selama 6 jam Bush berada di Bogor, saluran komunikasi akan dihentikan, ini tidak wajar, dan ini akan menjatuhkan martabat Indonesia," tandasnya.
Abdillah menegaskan, apabila Bush atau pejabat AS lainnya ingin datang ke Indonesia harus dapat mengikuti aturan main di Indonesia. "Kalau tidak senang, lebih baik tidak usah datang," tukasnya.(novel)