Ketua DPR Agung Laksono mengimbau semua pihak untuk saling menahan diri dan jangan sampai teror dilawan lagi dengan counter teror, karena semua itu bertentangan dengan jiwa bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme dan toleransi.
Terkait dengan bentrokan antara massa Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama (AKKB) dengan Front Pembela Islam (FPI) pada Ahad (1/6), Agung menyesalkan, tindakan kekerasan semacam itu tidak boleh dibiarkan terus terjadi di negara ini.
Politik pembiaran, menurut Agung, justru semakin berbahaya untuk masyarakat. Apalagi suhu politik terus meningkat menjelang 2009.
"Karena itu DPR berharap kepolisian mengambil langkah-langkah mengungkap pelaku kekerasan itu. Siapa komandonya dan apa maksudnya, " ujarnya.
Ia menilai, insiden kekerasan yang terjadi antara massa FPI dan kelompok AKKBB itu merupakan sinyal negatif setelah pemerintah terlalu lama mengambangkan persoalan Ahmadiyah ini.
"Jangan terus dibiarkan masalah (Ahmadiyah) ini. Segera ambil keputusan yang bijaksana, " katanya.
Senada dengan itu, Partai Keadlian Sejahtera (PKS) juga ikut menyesalkan bentrokan di Monas. Kekerasan model ini, menurut sikap resmi Ketua Fraksi PKS Mahfudz Siddiq, harus segera diakhiri.
"Berbagai persoalan di negeri ini tidak bisa diselesaikan dengan cara kekerasan, apa pun alasannya. Setiap warga atau kelompok punya hak menyampaikan aspirasinya atas berbagai persoalan. Namun, harus dengan cara-cara damai, dialogis, dan elegan, " kata Mahfudz
Dirinya khawatir, konflik fisik hanya akan mencoreng nama baik kelompok dan bangsa. Dan akan menjadi bahan bakar yang bisa menyulut destabilitas politik dan sosial di tengah-tengah kondisi masyarakat yang sedang resah akibat tekanan ekonomi yang berat.
Mahfudz berharap pemerintah sebagai pemegang otoritas kekuasaan, hukum, dan keamanan harus tegas sekaligus mampu mengantisipasi potensi-potensi konflik.
Secara terpisah, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Jimly Asshiddiqie mengimbau juga AKKBB agar mawas diri dan menghentikan provokasi.
"Jangan lagi ada peristiwa seperti itu (penyerangan), malu kita. Mari kita bersama-sama menenangkan suasana. AKKBB agar mawas diri, menghentikan provokasi dan jajaran NU, Muhammadiyah, dan FPI sampai ke pelosok Tanah Air tidak terprovokasi, " kata Jimly kepada wartawan di Gedung Mahkamah Konstitusi. (novel)