Ketua DPR Agung Laksono menghimbau agar aparat keamanan tanggap terhadap dari reaksi masyarakat, menyusul rencana kedatangan Presiden Amerika Serikat George W. Bush dalam waktu dekat.
"Saya kira aparat keamanan dengan operasi intelijennya perlu melakukan langkah-langkah antisipasif, dan yang penting dikanalisasi supaya tidak menimbulkan adegan anarkis," ujarnya usai bertemu dengan Pimpinan Komisi Yudisial, di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (6/11).
Menurutnya, penolakan yang dilakukan oleh kelompok masyarakat itu hal yang wajar terjadi pada era reformasi saat ini, namun sesuai dengan adat ketimuran yang dimiliki oleh Indonesia, dirinya berpandangan setiap tamu negara yang datang ke tanah air harus dihargai dan dihormati.
Lebih lanjut Agung menegaskan, pengamanan pada saat kedatangan Presiden Bush sebenarnya tidak perlu terlalu berlebihan, sebab saat ini kondisi Indonesia cukup aman. Mengenai isu dana pengamanan kedatangan Presiden AS itu menelan biaya 1 milyar rupiah, Agung mengaku belum mendengar perincian dana pengamanan tersebut, tetapi yang jelas jika benar uang tersebut dikeluarkan perinciannya harus jelas dialokasikan untuk keperluan apa saja.
"Saya belum dengar biaya satu milyar itu, baru baca di media, saya belum tahu persis apa satu milyar itu untuk pengamanan satu menit atau satu jam," tandasnya. Agung menambahkan, DPR tidak pada posisi memberika komentar mendukung atau tidak mendukung kedatangan Presiden Bush ke Indonesia, karena itu adalah domain pemerintah.(novel)