Ketua BKSAP: Indonesia Bantu Palestina, Rangkul Hamas-Fattah

Langkah terpenting yang perlu dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Palestina adalah dengan menyatukan perbedaan yang ada di antara faksi-faksi yaitu Hamas dan Fattah, karena Indonesia telah mendapat kepercayaan dari kedua faksi tersebut. Hal tersebut dikatakan Ketua Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) DPR Abdillah Thoha dalam seminar internasional Freedom and Right of Return: Palestine and 60 Years of Etnic Cleansing, di Wisma Makara, Universitas Indonesia, Depok, Kamis(15/5).

Menurutnya, dalam sebuah negara ada dua kekuatan yakni, kekuatan militer dan kekuatan ekonomi, sedangkan Indonesia saat ini
posisinya keduanya sangat lemah, padahal Palestina membutuhkan bantuan ekonomi dan secara tidak langsung membutuhkan bantuan
militer.

"Kita sekarang dalam posisi kedua-duanya lemah baik secara militer dalam menjaga perbatasan, apalagi ekonominya. Yang bisa
kita lakukan dengan menggalang solidaritas didunia baik melalui forum internasional, maupun PBB, karena kebetulan kita juga anggota tidak tetap DK PBB, " jelasnya.

Lebih lanjut Abdillah, konflik Palestina dan Israel sudah berlangsung selama enam dasawarsa itu belakangan ini justru membawa posisi yang kurang menguntungkan, akibat dampak perang informasi dan perang ideologi sejak 11 September, ditambah lagi minimnya penerapan demokrasi di negara kawasan Timur Tengah, sehingga sikap yang ditunjukan oleh pemerintah negara Timur Tengah belum tentu merefleksikan sikap rakyatnya.

"Kalau boleh jujur saya katakan, yang dihadapi oleh Palestina bukan perang melawan Israel, tapi perang menghadapi Amerika. Israel adalah Amerika kecil, AS itu adalah Israel besar, " ujar Anggota Komisi I Fraksi PAN ini.

Mengenai dukungan Indonesia yang masih ragu-ragu terhadap Palestina, karena berada di belakang AS, Ia menegaskan, Indonesia harus mempunyai politik yang mandiri, tidak boleh membiarkan distir oleh AS, namun dalam hal ini Indonesia tidak perlu juga berkonfrontasi dengan Amerika. Karena, lanjutnya, yang lebih baik dilakukan oleh Indonesia adalah mempengaruhi politik Amerika.

Bukan juga berarti pesimis, Abdillah mengakui, untuk membantu mewujudkan kemerdekaan dan perdamaian di tanah Palestina tidak bisa dilakukan sendiri, sehingga membutuhkan dukungan dari negara-negara lain yang memiliki kesamaan pandangan.(novel)