Ketika Malik Bin Dinar Menghadapi Tetangga yang Berakhlak Buruk

Kali ini Malik menyerah, dan dia meninggalkannya. Beberapa hari berlalu, dan keburukan pemuda ini terus berlanjut hingga melampaui semua batas. Orang-orang datang lagi untuk mengeluh. Malik bangkit untuk menegurnya; tetapi dalam perjalanan dia mendengar suara.

“Jauhkan tanganmu dari sahabat-Ku!” terkejut, Malik bergegas menemui pemuda itu.

“Apa yang telah terjadi,” pemuda itu bertanya-tanya ketika melihatnya. “Bahwa engkau telah datang untuk yang kedua kalinya?”

“Aku datang bukan untuk menegurmu,” jawab Malik. “Aku datang hanya untuk memberitahumu bahwa aku mendengar suara yang seperti itu.”

“Ah,” seru pemuda itu. “Karena semuanya berjalan dengan seperti itu, aku menyerahkan semua harta bendaku sepenuhnya untuk mengabdi kepada-Nya. Aku tidak peduli lagi dengan semua milikku.”

Sambil berkata demikian, dia menyingkirkan segalanya dan pergi untuk menjelajahi dunia.

Malik menceritakan, bahwa setelah sekian waktu, dia melihat pemuda itu di Makkah, dengan kondisi yang benar-benar melarat dan pada nafas terakhirnya.

“Dia adalah Sahabatku,” dia megap-megap.

“Aku pergi menemui Sahabatku.” Dan bersamaan dengan itu dia menghembuskan nafas terakhirnya.

 

[Sindonews]