Eramuslim.com – Para seniman ataupun politisi pendukung Jokowi sering mengatakan para pengkritik kebijakan Presiden Jokowi adalah Haters yang disebut sebagai orang yang tak berpikir jernih, yang sudah dikasih pengertian nggak ngerti juga.
Logika terbalik, para pendukung Presiden Jokowi juga berarti pendukung kebijakan yang dilakukan oleh Jokowi selaku presiden seperti kebijakan impor, PHP janji jungkirbalik atau meroket yang tidak jelas, hingga kebijakan terkait utang dan imigran atau pendatang yang berasal dari China.
Semua kebijakan Jokowi seolah melawan logika patriotisme.
Sementara para pengkritik yang sering disebut haters adalah pihak yang selalu berteriak tentang nasionalisme, kedaulatan, keadilan sosial, perlindungan pada rakyat miskin, hingga soal cinta tanah air dari invansi tenaga kerja asing.
Pantaslah para Haters disebut kaum Patriotik.
Kaum Patriotik yang peduli nasib bangsanya sendiri dari soal utang, kedaulatan hingga kekuatan nasionalisme (hegemoni produk lokal).
Kalau saja Presiden Jokowi memiliki sikap yang merangkul, mengayomi, dan melindungi rakyatnya dalam politik dan ekonomi; mengedepankan nasionalisme, DAN tidak memanfaatkan issu nasionalisme menjadi bungkus pencitraan semata.
Maka, siapakah yang pantas menjadi haters bangsa ini? haters yang menjerumuskan bangsa ini dalam kungkungan utang luar negeri, haters yang mendiamkan setiap jengkal wilayah ini di ambil dan diklaim milik asing (Imigaran China), haters yang suka akan kebijakan impor hingga petani dan peternak bangsa ini harus ikut bersaing untuk mati.
Dan kembali lagi, siapa yang pantas menyandang label haters di bangsa ini?
Karena haters kebijakan Presiden Jokowi, adalah kaum Patriotik; kalau pendukung kebijakan Jokowi pantas disebut kaum apa? [ts/lingkaran]