Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Kinerja Pemerintah Meningkat

Direktur Eksekutif Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA mengatakan, kepuasan atas kinerja SBY merosot drastis dalam tempo 18 bulan. Hal tersebut dapat dilihat dari ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintah dalam menangani masalah ekonomi, setelah dilakukan pergantian tim ekonomi dalam kabinet SBY-JK.

"Ketidakpuasan terhadap kinerja tim ekonomi, setelah reshuffle kabinet, justru meningkat menjadi 77,2 persen, sebelumnya hanya 47,7 persen. Ini disebabkan karena masyarakat merasakan ekonomi bertambah sulit, " jelasnya dalam jumpa pers di Hotel Sari Pan Pasifik Jakarta, Selasa (16/5).

Menurutnya, meskipun kondisi makro ekonomi sudah mulai membaik, tapi beberapa indikator makro ekonomi belum meresap kelapisan bawah dan menengah masyarakat, bahkan dikalangan masyarakat bawah kian hari merasa beban hidup semakin bertambah, akibat kenaikan BBM tahap dua.

Ia menjelaskan, berdasarkan data dan analisa survei pada 24 sampai 27 April 2006 diseluruh Indonesia, menggunakan 700 responden, sebanyak 73,9 persen masyarakat kurang puas terhadap pemerintahan SBY yang belum mampu menekan angka pengangguran. Jumlah pengangguran dari sejak awal SBY menjabat presiden terus meningkat hingga mencapai 12 juta orang.

"Jika ini tidak ditangani dengan cepat, ketidakpuasan akan meluas menjadi lahan subur bagi tumbuhnya aksi protes, " tegasnya.

Lebih lanjut ia menambahkan, untuk mencegah meluasnya ketidakpuasan masyarakat, pemerintah harus mencari langkah terobosan ekonomi, sehingga tidak membuka kesempatan bagi juru bicara di tingkat nasional untuk memainkan fungsi kontrol terhadap pemerintah. Karena DPR dianggap tidak maksimal menjalankan fungsi tersebut. (novel/travel)