Kepolisian untuk sementara menyimpulkan, ledakan pipa gas di tanggul penahan luapan lumpur panas PT Lapindo Brantas Rabu (22/11) diruas Jl. Tol Porong-Gempol, Sidoarjo murni karena kecelakaan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol. Sisno Adiwinoto, di Mabes Polri, Jakarta, Jum’at (24/11). "Ledakan di Lapindo, sampai saat ini masih karena kecelakaan, bisa saja berkembang lain," ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan hasil penyelidikan tim forensik dan olah tempat kejadian perkara (TKP) Polda Jawa Timur, ledakan ini disebabkan karena adanya pipa di bawah tanah yang bengkok tertimpa lumpur dan patah.
Lebih lanjut Sisno mengatakan hingga saat ini Polri terus menyelidiki penyebab terjadinya ledakan pipa gas milik Pertamina, serta mengembangkan hasil kesimpulan sementara yang didapat.
Mengenai dugaan adanya sabotase, Ia menambahkan sejauh ini belum ditemukan adanya indikasi kearah itu, karena proses penyelidikan masih berjalan.
Akibat ledakan pipa gas pertamina di sekitar lokasi semburan lumpur Lapindo korban tewas yang sudah ditemukan berjumlah tujuh orang. Dan diperkirakan masih akan bertambah, karena hingga kemarin malam empat korban lainnya belum ditemukan. Sementara korban yang luka-luka semuanya sudah dirawat di RSUD Sidoarjo.
Tim Nasional Penanggulangan Semburan Lumpur Lapindo terus berusaha mencari korban yang belum ditemukan sesuai dengan Intruksi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro yang kemarin, Kamis (23/11) datang ke lokasi kejadian. (novel)