Petugas kesehatan di Asrama Haji Pondok Gede (AHPG) Jakarta mengaku bisa saja kecolongan, hal in telah terjadi pada penyelenggaraan haji 1428 H, di mana ada calhaj yang hamil tetapi tidak diketahui, karena orang yang diperiksa kesehatannya adalah kerabat calhaj tersebut.
"Kami bisa saja kecolongan karena pengawasan yang ketat adalah saat masuk ke asrama, dan bukan saat pemeriksaan kesehatan, " kata Salah satu Tim Dokter Poliklinik AHPG, Dr Zaini di Jakarta, Jumat(23/11).
Menurutnya, pemeriksaan kesehatan memang sangat bergantung kepada hati nurani dan kejujuran calhaj. Seperti diketahui, seorang calon haji dari DKI Jakarta yang bernama Harti bin Darmo (37) diketahui hamil tujuh bulan setelah berada di Arab Saudi, dan diduga ia memanfaatkan orang lain saat harus melakukan pemeriksaan kesehatan di Jakarta.
Zaini mengemukakan, seluruh peserta haji yang telah masuk ke Asrama Haji Pondok Gede akan melewati prosedur pemeriksaan kesehatan yang lengkap, antara lain tekanan darah, kandungan gula dalam darah, dan tes urin. Bila calhaj mengalami gangguan yang buruk dalam kesehatannya yang tak bisa ditangani oleh Poliklinik AHPG, maka calhaj tersebut akan dirujuk ke Rumah Sakit Haji Jakarta yang terletak di samping AHPG.
Dari seluruh calhaj yang telah masuk AHPG hingga Kamis (22/11), lanjutnya, hanya ada satu orang yang dirujuk ke RS Haji, yaitu atas nama Ali Rahmat bin Timin (48) dari kloter 1 DKI Jakarta. "Ali masuk ke RS karena muntah-muntah, panas, dan mual-mual. Tetapi akhirnya dia tetap diberangkatkan, "jelasnya.
Ia menuturkan, calhaj yang diketahui mengalami gangguan kesehatan, tetap dapat diberangkatkan asalkan mendapatkan pengawasan yang ketat dalam hal kesehatan dan pengobatannya oleh petugas dari Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI). Dan berdasarkan pengalamannya menjadi dokter bagi calhaj sejak tahun 1991, biasanya setelah masuk ke AHPG, hampir tidak ada calhaj yang batal diberangkatkan ke Tanah Suci meski telah dirujuk ke RS Haji.
Sebelumnya, calhaj asal Jakarta, Harti binti Darmo (37 tahun), baru ketahuan hamil tujuh bulan oleh petugas haji setempat setelah berada di Madinah, Ahad (18/11). Harti diperkirakan akan melahirkan di tanah suci Makkah. Bagi Harti, ini merupakan kehamilan keenam dan diduga tak diketahui hamil oleh petugas kesehatan lantaran ketika memeriksa kesehatannya di Jakarta menggunakan orang lain.
Aturan penerbangan melarang orang hamil menggunakan pesawat, karena bisa mengganggu kesehatan yang bersangkutan. Harti bertolak ke tanah suci menggunakan pesawat Garuda melalui embarkasi Jakarta. Ia tergabung dalam kloter pertama yang berangkat pada 17 November 2007. (novel/jhi)