Pengadilan kasus Antasari Azhar mulai menunjukkan alur konspirasi. Setidaknya, inilah yang bisa ditangkap dari kesaksian yang disampaikan Williardi Wizar di Persidangan Kasus Pembunuhan Nasrudin Zulkarnen di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, hari ini.
Menurut Wiliardi, pada suatu tengah malam, ketika tengah menjalani pemeriksaan, ia didatangi Direktur Reserse Polda Metro Jaya yang mengatakan semua itu perintah atasan. Saat itulah dikatakan bahwa Antarasarilah yang menjadi sasaran mereka. Wiliardi bersumpah bahwa kejadian ini benar.
“Demi Allah, kejadian itu benar,” ujar Wiliardi.
Menyaksikan pengakuan mantan Kapolres Jakarta Selatan itu, terdakwa Antasari pun langsung trenyuh. Antasari langsung menitikkan air mata. “Allahu Akbar,” ujar Antasari. Ia menambahkan bahwa enam bulan sudah ia ditahan, dan baru kali ini ia benar-benar terkejut dengan sebuah kesaksian yang disampaikan Williardi.
Di persidangan sebelumnya, Williardi juga menjelaskan soal posisinya dalam eksekusi pembunuhan terhadap Nasrudin. Jelas-jelas, Williardi menolak bahwa dialah yang menugaskan para eksekutor untuk melakukan pembunuhan terhadap Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen.
Williardi juga menyatakan sumpah bahwa dia tidak memerintahkan para eksekutor untuk melakukan pembunuhan. “Tidak ada perintah dari saya kepada mereka untuk menghabisi orang itu,” kata Williardi di Pengadilan Negeri Tangerang, Senin.
Williardi mengaku bahwa ia terlibat dalam kasus ini, semata-mata, karena merupakan tugas negara yang diinstruksikan petinggi kepolisian. Tugas itu, menurut Williardi, disampaikan Sekretaris Pribadi Kapolri yang bernama Arif kepada mantan Kapolres Jakarta Selatan, Komisaris Besar Chairul Anwar sebagai ketua tim. Isi tugas ada di amplop coklat dan diserahkan kepada Sigit Haryo Wibisono yang kemudian menjadi koordinator.
Dalam hal ini, Williardi sama sekali tidak paham hubungan Sigit dengan petinggi Polri. “Saya disuruh untuk melakukan tugas karena instruksi atasan, saya lakukan setelah mendapat amplop coklat berisi gambar orang yang harus disingkirkan,” jelas Williardi.
Selanjutnya, dalam melaksanakan tugas negara itu, dibentuklah empat tim. Williardi mengaku bahwa ia ditugaskan Sigit untuk mencari beberapa orang di luar kepolisian dan tentara untuk melakukan tugas negara. Williardi pun mendatangi Jerry Hermawan Lo untuk mencarikan eksekutor yang bisa menghabisi Nasrudin.
Seperti diberitakan sejumlah media bahwa Nasrudin Zulkarnaen ditembak pada tanggal 14 Maret 2009 di Padang Golf Moderland, Tangerang. Nasrudin tewas setelah dua butir peluru menembus kepalanya. Mnh/dtk/inlh
foto: wordpress