31. Amanah sudah kami sampaikan bahwa kami tidak bisa ikuti perayaan Natal | Tidak juga mengucap “Selamat Natal” pada satu hal yang batil.
32. Kami mengakui dan memberi salam pada kelahiran Isa Ibnu Maryam Sang Nabi yang disucikan | Bukan salam pada hari kelahiran Tuhan.
33. Begitulah saya jelaskan dengan baik | Dengan perkataan lembut lagi menghormati kedua orangtua sebagaimana perintah Allah.
34. Alhamdulillah, sampai saat ini mereka memahami dengan baik | Bahwa toleransi Muslim adalah membiarkan perayaan mereka.
35. Alhamdulillah pula mereka melihat perubahan saya setelah menjadi Muslim | yg tentu lebih menghargai, menyayangi, menghormati orangtua.
36. Tiada kebencian pada orang non Islam | Justru karena sayang kita ingin mengajak mereka menuju cahaya Islam termasuk orangtua saya.
37. Tidak pernah hubungan saya-ayah, saya-ibu lebih baik dari hari ini bercanda bergurau, berkisah | Tak pernah ada ini sebelum Muslim.
38. Islam mengajarkan saya menghormati dan memuliakan orangtua sepenuh jiwa | Maka tak pernah ada cerita mereka protes tentang toleransi.
39. Karena orangtua saya tahu persis hanya karena Islam saya bisa berkasih dengan mereka | Allah yang ajarkan saya menyayangi kedua orangtua.
40. Alhamdulillah, Allah memudahkan saya menjaga aqidah saya | Bukan terombang-ambing tak jelas atas alasan toleransi.
41. Bila kita selalu baik pergaulannya setiap saat pada saudara kita non-Muslim | tidak mengucap Selamat Natal tak menjadi soalan dan masalah.
42. Alhamdulillah Allah sudah menunjuki kita Islam | Mudah-mudahan kita selalu menjaganya | wallahua’lam.(kl/kfr)