Dalam hal pengamanan, lulusan S-2 Darul Hadits El-Hassania (Maroko) itu mengapresiasi baik pihak kepolisian maupun beberapa organisasi kemasyarakatan, semisal Front Pembela Islam (FPI) dan Pemuda Pancasila (PP).
Menurutnya, mereka menunjukkan komitmen untuk mengawal hak warga negara dalam menyampaikan pendapat di muka umum. Sebagai contoh, undangan ceramah Ustaz Abdul Somad di Semarang, Jawa Tengah. Ada skenario pengawalan yang dilakukan pihak kepolisian setempat, dengan dibantu FPI dan PP, sejak sekitar 1 km dari bandar udara Ahmad Yani.
Namun, mubaligh kelahiran Asahan, Sumatra Utara, itu merasa skenario demikian agak berlebihan untuk dilakukan kepadanya. “Energi bapak-bapak dari kepolisian lebih baik untuk menangkap kriminil. Kawan-kawan FPI dan PP fokus ke hal-hal lain,” ujar peraih anugerah Tokoh Perubahan Republika 2017 itu. (rol)