Lantas apa kata Haris?
“Yang saya tahu karena ada beberapa info dari teman-teman DPP KNPI bahwa di Pemilu 2019 dia beragama Kristiani, karena ajak umat Kristiani ajak milih bung Ferdinand, dia juga sempat pindah agama infonya tapi kami harus cek benar-benar apakah pemindahan agama benar adanya,” ucap Haris mengawali kesaksiannya.
“Tapi keterangan di Bung Ferdinand, dia sudah mualaf 2017 tapi di 2019 ada beberapa bukti dia masih ajak umat Kristiani untuk memilih dia dengan bahasa agama dia, Kristiani,” imbuhnya.
Meski demikian, menurut Haris, alasannya melaporkan Ferdinand bukan perkara agama. Yang jadi persoalan, lanjut Haris, adalah soal konteks cuitan Ferdinand membanding-bandingkan Tuhan.
“Jadi sebetulnya unsurnya bukan karena beda agama ‘Allahmu Allahku’. Tapi membandingkan Allah itu tak boleh. Jadi yang kita cegah sebetulnya ada persepsi beda agama tersebut, jadi kita nggak masuk ranah beda agama tapi perbandingan Allah itu,” jelasnya.
“Sesama Kristiani, sesama Islam nggak boleh. Karena Allah sesama muslim ya sama-sama kuat, sama-sama besar. Nggak mungkin dibilang Allah Muslim satu kecil, Muslim satu lagi besar. Kristiani satu kecil, Kristiani satu lagi besar, nggak bisa gitu,” ucap Haris menambahkan.
Dalam kesaksiannya Haris turut menyinggung soal cuitan Ferdinand terkait ‘Allahmu lemah, Allahku kuat’ yang menurutnya ditujukan ke Habib Bahar bin Smith. Sebab, sebelum cuitan itu, Haris mengatakan Ferdinand aktif mengomentari Habib Bahar.
“Ada yang dikatakan Bung Ferdinand seolah-olah Allah itu ditujukan kepada… sebelum cuitan (Allahmu lemah) dia (Ferdinand) kepada Bahar bin Smith tapi cuitan itu, dia (Bahar) pemeluk agama Islam, dan itu bisa mencederai umat islam lain. Jadi antara kebencian terhadap Bahar bin Smith kita anggap itu tidak boleh masuk ke ranah sebuah keyakinan antar agama. Karena yang dilakukan bung Ferdinan, bahwa terkait atau tidaknya tulisan terhadap kebencian Bahar bin Smith, tapi ada kalimat pembanding ‘allahmu dan allahku’ itu hanya ada di dua agama, Islam dan Kristiani, jadi nggak ada agama lain yang tulis Allah kepada Tuhan, hanya Islam dan Kristen,” ujar Haris.
Haris mengatakan cuitan Ferdinand itu membanding-bandingkan. Cuitan Ferdinand itu dinilai membuat kegaduhan.
“Saya sebagai pemeluk agam Islam menyebut tulisan Allah. Saya merasa ini bsia menimbulkan persepsi di masyarakat, menimbulkan kegaduhan karena memang di situ ditujukan ke publik di situ, diungkapkan adalah ‘Allahmu, Allahku’, kadi ada pembanding,” jelasnya.