“Sebab kalau untung, petani juga pasti akan senang untuk menaikkan produksi,” ucapnya.
Selain Rizal Ramli, Guru Besar Fakultas Pertanian IPB Dwi Andreas Santosa dan Ketua Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) Yeka Hendra Fatika juga menjadi pembicara dalam acara tersebut.
Dwi Andreas menyoroti masih adanya perbedaan data produksi seperti antara Kementan dengan lembaga FAS-USDA dari Amerika Serikat yang perbedaannya bisa mencapai 27.9 persen pada 2017.
Menurut Dwi Andreas Santosa, bila dilihat dari citra satelit luas panen menurut kementan adalah 15,7 juta hektare, sedangkan citra satelit 11,3 juta hektare. “Ada perbedaan yang sangat signifikan,” paparnya.
Sementara itu, Yeka Hendra menyatakan bahwa pemerintahan Presiden Jokowi saat ini sudah cukup baik untuk mengendalikan inflasi, tetapi pada akhir 2017 dan awal 2018 ada tren inflasi pangan kembali naik.
“Kalau pasokan banyak harga harusnya turun. Justru yang berkorelasi terhadap harga adalah berapa banyak beras yang tersedia di pasar,” ucapnya. (akt/ram)