Kepolisian saat ini sedang menyelidiki keterkaitan antara Jamaah Islamiyah dengan kelompok Tandzim Qoedatul Jihad yang dipimpin Noordin M. Top, tersangka kasus bom Bali II. Hal tersebut disampaikan Kapolri Jenderal Sutanto di sela-sela rapat kerja dengan komisi III DPR RI di gedung DPR RI Jakarta, Senin (30/01).
"Dari hasil rekaman yang menjadi barang bukti pemeriksaan oleh Kepolisian, Noordin M. Top menyatakan bahwa dia adalah Pemimpin Tandzim Qoedatul Jihatduntuk wilayah gugusan kepulauan Melayu, " jelas Sutanto.
Menurutnya, berdasarkan hasil analisis dari para tersangka, saksi-saksi dan barang bukti yang diperoleh, saat ini masih ada sekelompok kecil masyarakat yang berusaha membantu pelarian tersangka terorisme Noordin M. Top dan jaringannya. Lebih lanjut ia menjelaskan, tersangka Noordin M. Top melakukan perekrutan anggota untuk masuk ke dalam jaringannya di wilayah Jawa Tengah sebelum menjalankan aksi pengeboman Bali 1 Oktober 2005.
"Mereka yang direkrut, menjalankan 8 tugas yaitu sebagai perekrut, sebagai calon pelaku, sebagai pengambil gambar pernyataan Noordin M. Top, Pengambil gambar wasiat para pelaku, sebagai pelaku perampokan, sebagai petugas propaganda, perencana teror dan penyedia tempat tinggal serta penyedia kendaraan bermotor untuk melarikan diri, " katanya.
Ia menambahkan, hingga saat ini Polisi telah berhasil menangkap 11 orang tersangka teroris, 6 orang di antaranya sudah ditahan dan dalam proses penyidikan di Polda Jawa Tengah. Sedangkan yang lainnya masih dalam pemeriksaan secara intensif untuk menentukan perlu atau tidaknya dilakukan penanganan. (Novel/Travel)