Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) belum dapat menyimpulkan apa penyebab ledakan yang terjadi di lantai III ruang uji potensi gedung Laboratorium Pusat Pengujian Obat dan Makanan kompleks BPOM, yang menimbulkan getaran hingga radius 500 meter dari tempat kejadian. Hal tersebut diungkapkan Kepala BPOM, H. Sampurno saat ditemui di lokasi kejadian, Kamis (26/1).
"Beri waktu polisi untuk menyelidiki dulu apa kesimpulannya, saya tidak mau berkomentar lebih dulu," kata Sampurno.
Menurutnya, pihak BPOM mempunyai standar operasional yang jelas bagi pengguna laboratorium uji potensi makanan dan obat-obatan. "Kami mempunyai standar operating procedures (SOP) bagaimana seseorang masuk lab, mengunci lab, siapa petugas yang bekerja hari ini dan bahan-bahan apa yang digunakan, datanya lengkap di situ," jelas Sampurno.
Ia menegaskan, pada umumnya bahan-bahan yang terdapat pada ruang uji potensi di lantai III gedung tersebut, bukan bahan-bahan kimia. Karena lab ini merupakan laboratorium mikro biologi yang memproses segala jenis mikroba yang terdapat dalam makanan, sedangkan tabung gas seperti yang diungkapkan oleh pihak puslabfor Mabes Polri, bukan tabung gas biasa, tapi CT gas. Namun Sampurno belum dapat menyimpulkan apakah CT gas tersebut yang menjadi penyebab terjadinya ledakan.
Ia menambahkan, proses penelitian secara teoritis tidak akan selesai dalam waktu satu hari. Dirinya meminta Polri agar melakukan penyelidikan secara obyektif.
Mengenai korban akibat peristiwa ledakan, Sampurno belum dapat memperkirakan berapa alokasi anggaran yang akan dikeluarkan untuk membiayai para korban. (novel/ln)