Pemerintah akan mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada pukul 21.00 WIB, malam ini di Graha Sawala, Gedung Departemen Keuangan, Jakarta. Demikian undangan jumpa pers yang sudah dilayangkan oleh pihak kepada media nasional.
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani, mengungkapkan harga BBM bersubsidi rata-rata naik 28, 7 persen. Berdasarkan skenario yang dikaji Depkeu, harga BBM jenis premium akan naik dari 4.500 rupiah menjadi 6.000 rupiah per liter, solar naik dari 4.300 rupiah menjadi 5.500 rupiah per liter, dan minyak tanah naik dari 2.000 rupiah menjadi 2.300 rupiah per liter.
Rencananya, pengumuman itu akan dihadiri oleh lima menteri, antara lain Menkokesra Aburizal Bakri, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Mensos Bachtiar Chamsyah, dan Menkominfo M Nuh. Dalam kesempatan itu itu juga akan mengumumkan program penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT).
Sementara itu, menurut sumber di Istana, kenaikkan BBM akan diumumkan oleh Menkominfo M Nuh pukul 22.30 WIB, di Gedung Departemen Komunikasi dan Informasi.
Sinyalemen kenaikan BBM akan dilakukan pada Jum’at (23/5) malam ini sudah diutarakan oleh Wapres M. Jusuf Kalla. Pemerintah dipastikan akan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) Jumat malam ini. Menyusul telah dibagikannya kartu bantuan langsung tunai (BLT) sebagai kompensasi atas naiknya harga BBM.
"Naiknya (harga BBM), siap-siap saja lihat di televisi malam ini, " ujar Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada wartawan dalam konfrensi pers, di Istana Wapres, Jakarta.
Selain itu, Wapres juga mengancam pejabat yang dianggap menghalangi pembagian bantuan langsung tunai akan dikenai sanksi oleh pemerintah.
"Jika pejabat akan menghalang-halangi hak rakyat tersebut, pemerintah akan mengambil tindakan. Tindakannya bermacam, teguran maupun sanksi administratif sesuai undang-undang kepegawaian, " ujar Kalla.
Ketika dikonfirmasi mengenai tidak adanya pembagian BLT hari ini seperti pernah dijanjikan pemerintah, Kalla membantah bahwa pembagian BLT gagal.
Opsi menaikkan harga BBM rata-rata sebesar 28, 7 persen itu dinilai pemerintah berpotensi menghemat anggaran hingga 21, 491 triliun rupiah. Apabila ditambah sisa dana cadangan risiko APBN-P 2008, total penghematan mencapai 25, 877 triliun rupiah. Sebaliknya, jika pemerintah tidak melakukan langkah apa pun, terkait kenaikan harga minyak dunia, kekurangan pembiayaan APBN-P 2008 mencapai 31, 5 triliun rupiah.(novel/kcm/ant)