Diam-diam, sekularisme dan kebejadan moral tengah marak melanda muda-mudi Malaysia. Walau di dalam keseharian muda-mudi Malaysia tampak sebagai muda-mudi Islami, dengan tudung (jilbab) dan juga ciri khas Melayu lainnya, namun banyak dari mereka yang ternyata telah mencampakkan Islam dan bergaul sebagaimana orang-orang kafir Barat.
“Muda-mudi Malaysia lebih parah pergaulannya ketimbang muda-mudi Indonesia. Mereka banyak yang pacaran sudah kelewat batas, kumpul kebo di mana-mana, walau tampak di luaran mereka seperti orang alim. Bahkan banyak perpusatakaan kampus yang besar-besar dan luas di Malaysia dijadikan tempat bermaksiat para mahasiswanya, ” ujar seorang warga Malaysia yang berprofesi sebagai pengusaha penerbitan kepada Eramuslim. Com, Selasa (9/10).
Namun mengapa hal tersebut tidak tersiar ke luar? Inilah hebatnya Malaysia, lanjutnya, “Mereka sangat hebat di dalam bidang public relation, mereka menyatakan diri sebagai ‘A Trully Asia’, tetapi sesungguhnya bobrok di dalamnya. Malaysia tidak sebersih dan seindah yang dikesankan ke luar. Anda tentu tahu, pers dan media di Malaysia sekarang ini masih belum bebas, belum sedemokratis pers dan media di Indonesia. Kondisi kebebasan berbicara di Malaysia saat ini serupa dengan kondisi kebebasan berbicara saat Indonesia masih diperintah Orde Baru Suharto. ”
Menanggapi aneka kasus yang sering diperbuat Malaysia terhadap Indonesia, yang terakhir tentang tindakan RELA (milisi sipil yang bertugas melakukan pengusiran para pendatang haram di Malaysia) yang bertindak kurang ajar bahkan hingga memperkosa sejumnlah perempuan Indonesia, pengusaha Malaysia yang sering berkunjung ke Jakarta ini menyatakan bahwa hal itu memang bagian dari keburukan sistem pemerintahan Baidawi yang merupakan warisan dari sistem pemerintahan Mahathir Muhammad.
“Jika tidak ingin terus dilecehkan Malaysia, Indonesia harus punya harga diri dan tindakan yang tegas. Salah satunya adalah membangun angkatan persenjataan yang kuat. Selain itu, pemerintah SBY harus tegas, jangan seperti sekarang ini yang menurut kesan kami terlalu hati-hati, bahkan penakut. Itu diketahui oleh pemerintah Baidawi. Sebab itu mereka berani untuk terus melecehkan orang-orang Indonesia, ” ujarnya lagi.(Rizki)