eramuslim.com – Pencopotan Prof Budi Santoso dari jabatan Dekan FK Unair, dinilai sangat politis. Pasalnya, pencopotan itu diakui terkait kritik dan penolakannya soal wacana impor dokter.
Hanya saja, Kemenkes membantah pencopotan itu ada keterlibatan pihaknya. Alhasil, warganet di media sosial banyak yang mengaku tidak percaya.
Berawal dari cuitan pegiat media sosial, Maudy Asmara, yang memposting video pernyataan pejabat Kemenkes.
“Kemenkes bantah terlibat dalam pencopotan Dekan FK Unair Prof. Budi Santoso, itu fitnah dan hoaks..,” tulis Maudy Asmara di X.
Muhammad Said Didu pun memposting ulang video itu dan menanyakan pendapat warganet. “Percaya ?,” tulis Said Didu, dikutip Jumat (5/7/2024).
Kontan saja, banyak yang tidak percaya. Mayoritas warganet di X mengaku sudah muak dengan kebohongan rezim Jokowi yang dinilai lain yang diucap, lain pula yang terjadi.
“Mana bisa dipercaya omongan rezim,” balas seorang warganet di kolom komentar.
“nggak pak, terlalu kebetulan untuk dibilang tidak terlibat,” tambah lainnya.
“Kemnkes juga bilang Hoax saat Vaksin C19 lebih dari 1. Akhirnya nelan ludah sendiri. Suruh BOOSTER. Vaksin covid-19 juga terbukti mematikan, pfizer kalah di pengadilan luar negeri. Tapi Kemenkes membantah, malah bilang vaksin Covid aman… Waktunya Skrg dokter2 lawan dong,” ungkap lainnya.
“Nggak usah mengelak, mulut dan kelakuan rezim sdh sangat mirip dg penjajah,” kritik warganet lainnya.
Sebelumnya diberitakan, pencopotan Dekan FK Unair berkaitan dengan pendapat Budi Santoso yang berbeda dari rektor pimpinan karena menolak adanya dokter asing.
“Karena rektor pimpinan saya dan saya ada perbedaan pendapat, dan saya dinyatakan berbeda ya keputusan beliau ya diterima. Tapi, kalau saya menyuarakan hati nurani, saya pikir kalau semua dokter ditanya, apa rela ada dokter asing? Saya yakin jawabannya tidak,” kata Prof Budi Santoso.
Menurut Budi Santoso, dirinya dipanggil oleh Rektorat Unair pada Senin 1 Juli 2024 untuk mengklarifikasi pernyataan menolak program dokter asing di Indonesia.
Sedangkan, keputusan pemberhentian dia terima 4 Juli 2024.
Budi Santoso dalam pernyataan pribadinya pada Kamis 27 Juni mengatakan tidak setuju dengan program dokter asing di Indonesia.
“Secara pribadi dan institusi, kami dari fakultas kedokteran tidak setuju,” katanya.
Budi Santoso yakin 92 Fakultas Kedokteran di Indonesia mampu meluluskan dokter-dokter yang berkualitas. Bahkan, kualitasnya tidak kalah dengan dokter-dokter asing.
(Sumber: Fajar)