Eramuslim.com – Masih ingat dengan kampanye hitam yang menyatakan jika Prabowo jadi Presiden RI maka kasus-kasus pelanggaran HAM, termasuk pembunuhan Munir, akan mangkrak dan menjadi gelap? Kala itu kampanye hitam tersebut menyatakan jika Jokowi menjadi presiden, maka orang yang satu ini akan membongkar semua kasus-kasus pelanggaran HAM, baik yang ringan maupun berat. Dan ternyata…. hampir setahun memerintah ternyata oh ternyata apa yang dikampanyekan dusta semata.
Senin kemarin (17/9), tepat 11 tahun aktivis hak asasi manusia (HAM), Munir Said Thalib, tewas dibunuh. Tapi, otak pembunuhannya hingga kini belum mendapatkan ganjaran setimpal dengan perbuatan. Malah orang yang diduga menjadi otak pembunuhannya berada di lingkaran elit Jokowi.
Fungsionaris PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Tegar Putuhena memaparkan, dari hasil penelusuran Tim Pencari Fakta yang dibentuk pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kasus pembunuhan Munir melibatkan banyak orang ‘kuat’ di Indonesia.
Bahkan, lanjutnya, pembunuhan yang dilakukan dengan motif politik tertentu ini, disinyalir melibatkan Badan Intelijen Negara (BIN). Karena itu, Presiden Jokowi yang selalu mencitrakan diri sebagai figur bersih dari dosa HAM masa lalu, dituntut bersikap tegas dan berani dengan memimpin langsung pengusutan tuntas kasus ini.
Koordinator gerakan “Lawan Ahok” itu menambahkan, pembebasan bersyarat Pollycarpus, eksekutor pembunuhan Munir, telah melukai rasa keadilan masyarakat. Sehingga, Jokowi jangan sampai memperparah keadaan dengan mengabaikan kasus tersebut.
“Kita tahu, banyak pihak yang terlibat di kasus ini. Sebagian diduga berada dalam lingkaran Jokowi. Jika benar pemerintahan ini ingin merevolusi mental bangsa, mulailah dengan mengambil langkah revolusioner penuntasan kasus Munir,” tandas Tegar.(ye)