Kru Pesawat Jetstar Usir Keluarga Muslim di Bandara Bali

Mahmoud mengatakan, ia tak bersikap arogan. Ia hanya ingin pulang ke rumah.

“Secara pribadi, kami merasa diserang secara etnis dan karena seorang muslim. Saya lalu menangis. Saya hanya ingin pulang dan tak ingin di sini lagi,” kata Aslan.

Keluarga Aslan mengatakan, tidak ada alkohol yang disajikan di acara pesta pernikahan. Tidak ada anggota keluarga yang minum pada Senin pagi sebelum penerbangan.

Jetstar juga meminta bantuan dari Keamanan Bandara Denpasar untuk mengawal 22 orang keluarga pasangan muslim itu turun dari pesawat.

Salah satu anggota keluarga pasangan muslim tersebut, Selim Tutunca mengeluh tentang insiden yang bersifat islamofobia itu di halaman Facebook Jetstar.

“Kami diserang secara rasial, verbal, dan fisik oleh kru Jetstar dan petugas bandara. Kami memiliki cuplikan semua ini,” tulis Tutunca.

Ia juga membeberkan, mereka diusir dari pesawat. Padahal belum mengatakan sepatah katapun untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.

“Kami dikeluarkan dari penerbangan meskipun kami belum mengucapkan sepatah kata pun kepada anggota kru pesawat. Kami telah menunggu lebih dari empat jam dan anak-anak saya tidur di bangku di bandara. Kami tidak ditampung oleh Jetstar sama sekali. Kami mencoba berbicara kepada mereka dan mereka tidak ingin tahu apa-apa tentang kami,” terang Tutunca.

Namun Jetstar membantah klaim yang dibuat oleh keluarga pasangan muslim tersebut. Juru Bicara Maskapai Jetstar mengatakan, ketika menuju landasan pacu, sejumlah penumpang mulai menganggu dan gagal mengikuti instruksi kru pesawat.

“Keamanan pelanggan dan kru kami adalah prioritas nomor satu dan kami tidak toleransi segala jenis perilaku yang mengganggu atau kasar. Kami menanggapi tuduhan ini dengan sangat serius dan sedang menyelidiki masalah ini. Namun kru kami membantah klaim yang dibuat oleh para penumpang ini,” ujarnya. (Okz)