Tim evaluasi kasus kekerasan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) diminta untuk mencari formula yang tepat, untuk mencegah terulangnya kembali peristiwa kekerasan, yang telah menimpa salah satu praja IPDN bernama Yogi Riyad (21 tahun).
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPR Agung Laksono kepada pers, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/6).
Menurutnya, tim evaluasi kasus kekerasan harus segera memberikan hasil rekomendasi kepada pemerintah, serta menjamin agar kekerasan itu tidak terjadi lagi di dalam kampus IPDN.
"Cepatlah tim evaluasi mencari formula yang tepat, lalu pemerintah segera melaksanakan apa yang direkomendasikan oleh tim, karena sampai sekarang belum ada keputusan final yang jelas, masih molor-molor, " ungkapnya.
Agung menyarankan, agar tim yang dipimpin oleh Ryas Rasyid itu dapat mengajukan bentuk-bentuk pengelolaan secara struktural dan fundamental yang berbeda, sehingga terdapat pembaharuan yang bisa menjamin proses pendidikan berjalan dengan kondusif.
"Laksanakanlah bentuk yang akan direkomendasikan, jangan terkatung-katung, nanti belum selesai pembaharuannya, sudah muncul kasus lain, secepatnyalah, " desaknya.
Ia menambahkan, kekerasan yang terjadi lagi ini justru dapat memperburuk citra IPDN, jika suasana sampai tidak terkendali akan menyulitkan proses penyelesaian masalah.
Seperti diketahui, kekerasan kembali terjadi di IPDN pada 15 Juni lalu, di mana seorang praja IPDN tingkat IV bernama Yogi Riyad mengalami luka dimata kanannya, diduga akibat pukulan seorang ‘pengasuh’nya berinisial M usai melaksanakan apel pada Jum’at (15 Juni), dan akibat pukulan itu keesokan harinya ia menjalani perawatan di Rumah Sakit Cicendo Bandung.(novel)