Setelah pengakuan Kombes Wiliardi Wizar yang menyatakan bahwa kesaksiannya di berita acara pemeriksaan (BAP) atas arahan atasannya di Polri sebagai sasaran utamanya Antasari, kini kesaksian ahli forensik RSCM dr Mun’im Idris kian menguatkan dugaan rekayasa.
Mun’im yang dihadirkan sebagai saksi pada persidangan terdakwa Antasari Azhar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan hari ini mengungkapkan beberapa kejanggalan pada mayat Nasrudin Zulkarnain.
Menurutnya, kondisi mayat sewaktu akan ia tangani sudah dimanipulasi oleh dokter lainnya. “Mayat sudah dimanipulasi. Rambut sudah dicukur, luka sudah dijahit dan keadaan mayat sudah telanjang,” ungkap Mun’im.
Padahal biasanya, mayat yang akan diperiksa oleh Mun’im masih asli. Antara lain, masih dengan busana saat meninggal. Tapi kali ini, ia sudah mendapati jasad Nasrudin sudah telanjang.
“Biasanya, kita yang mengguntingi bajunya. Jadi, mayatnya sudah tidak asli, sudah ada tangan-tangan yang menangani sebelumnya,” tegas Mun’im.
Mun’im juga sempat terheran ketika seorang petugas Puslabfor Mabes Polri menghubunginya. Petugas itu meminta agar ucapannya tentang manipulasi mayat dihilangkan. Mun’im pun langsung menjawab bahwa hal itu tidak bisa. Karena hal itu merupakan kewenangannya.
Ahli forensik yang pernah menangani kasus penembakan mahasiswa Trisaksi ini pun membeberkan soal peluru yang bersarang di kepala Nasrudin. Menurutnya, dua butir peluru memang bersarang di sebelah atas telinga, tapi belum tembus. Sementara ada peluru lain yang sudah tembus ke rongga tengkorak.
Mun’im juga menjelaskan bahwa peluru yang ada di bagian tubuh itu sudah penyok, tapi masih bisa dikenali tipenya. Dan yang menarik, peluru tersebut ditembak dari jarak jauh. “Berdasarkan sifat luka, itu jarak jauh,” ucap Mun’im. Hal ini berbeda dengan laporan penyidik bahwa peluru ditembak dari jarak dekat. Mnh/detik
foto ilustrasi: tempointeraktif