Kedubes Irak Akan Dibuka Lagi, Ditanggapi Positif

Rencana Pemerintah membuka kembali kedutaan besar RI di Baghdad yang ditutup sementaraitu, disambut baik oleh DPR. Anggota Komisi I DPR Effendi Choirie menilai, rencana itu akan berdampak positif terhadap hubungan bilateral kedua negara yang selama ini sudah terjalin erat.

"Itu bagus, karena Irak itu salah satu negara yang punya perhatian kepada Indonesia dan selalu mendukung Indonesia. Dan bukan hanya itu secara kultural dan historis kita dekat, fakta politiknya begitu, walaupun dulunya kita tidak setuju dengan invasi, "ujar sebelum menghadiri sidang paripurna, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa(25/9).

Menurutnya, konflik internal yang terjadi di Irak tidak seharusnya menghalangi hubungan baik antara Indonesia dengan Irak.

Ketika ditanya apakah kondisi Irak dapat membahayakan diplomat Indonesia yang bertugas di sana, Effendi menyatakan, untuk tahapan pertama ini yang terpenting adalah merubah status perwakilan menjadi dibuka kembali, dengan menyesuaikan kondisi yang terjadi di Irak.

"Yang penting statusnya, untuk tahapan pertama tidak langsung seperti sebuah perwakilan yang normal, seperti dinegara lain, mungkin hanya ada tandanya kita menaruh perwakilan di situ, sebagai tanda kita bersahabat dan memulai kerjasama secara normal, nah nanti baru dilengkapi staf sesuai dengan kebutuhan harus melihat situasinya, "jelasnya.

Gus Choi mencontohkan, kasus Kedubes di Libanon, saat konflik memanas pemerintah menarik pulang Duta Besarnya, namun ketika kondisi telah kondusif kembali memulangkannya.

Senada dengan itu, Presiden PKS Tifatul Sembiring menyatakan, agar pembukaan kembali Kedubes RI di Irak dapat dilakukan bertahap, dan tidak langsung membentuk korps diplomatik penuh.

Ia menghargai rencana pemerintah itu sebagai inisiatif politik yang bagus, apalagi selama ini sebagai negara muslim terbesar di dunia, peran serta Indonesia dalam menyelesaikan konflik di Irak sangat diharapkan.

Dengan adanya perwakilan resmi Indonesia di Irak, Ia berharap segala bentuk batuan materi dari masyarakat Indonesia dapat langsung disalurkan.

Al-Maliki Sampaikan Keinginan Pada SBY

Seperti diketahui, rencana Pemerintah Indonesia mempertimbangkan untuk membuka kembali kedutaan besar RI di Baghdad yang untuk sementara ditutup karena krisis dan konflik yang terjadi di Irak. Sebelumnya disampaikan oleh Jurubicara Kepresidenan Dino Patti Djalal saat di New York, Senin petang (24/9) waktu New York atau Selasa pagi(25/9) waktu Indonesia.

Dino menjelaskan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan keinginan itu dalam pertemuan dwipihak dengan PM Irak, Nuri Kamil Al-Maliki, di sela-sela sidang umum ke-62 PBB.

Ia yang turut hadir dalam pertemuan itu mendampingi Presiden Yudhoyono, mengatakan pernyataan Presiden Yudhoyono disampaikan untuk menjawab permintaan PM Irak agar Indonesia membuka kembali kedutaan besarnya di Baghdad.

"Presiden menyatakan bahwa Indonesia memang berencana membuka kembali kedubes tersebut. Persiapannya sedang dipelajari pihak Departemen Luar Negeri, " kata Dino.

Namun saat ditanya tenggat waktu pembukaan kedutaan besar itu, Dino hanya berkata, "Sesegera mungkin."

Presiden Yudhoyono melakukan pertemuan bilateral selama sekurangnya 30 menit dengan PM Irak guna mendengarkan penjelasan Al-Maliki mengenai situasi politik dan keamanan terakhir di Irak. Menurut Dino, dari keterangan yang disampaikan oleh PM Irak, maka pemerintah RI melihat adanya tanda-tanda ekonomi Irak bergerak membaik tahun ini, seiring perkembangan positif situasi politik dan keamanan di negeri 1001 malam itu.

"Presiden menekankan bahwa Indonesia ingin Irak stabil, damai, dan demokrasi tumbuh, Indonesia akan meningkatkan hubungan dengan Irak, dan itu dimulai dengan pembukaan Kedubes di Baghdad, " ujarnya.(novel)