Anggota Komisi II FPKS Jazuli Juwaini menilai kedatangan tiga pengemplang triliunan uang negara ke Istana Negara patut dipertanyakan.
"Apa urgensinya atau keuntungannya dari kedatangan tiga orang tersebut. Apa tidak ada jalan lain selain datang ke Istana," katanya pada pers, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Selasa (14/2).
Menurutnya, bila memang mereka serius dan berkomitmen mengembalikan uang Negara alangkah baiknya hal itu dilakukan di depan publik. "Kalau ada komitmen positif, kenapa tidak dibuka saja ke publik kapan mereka akan menyelesaikannya," tegas Jazuli.
Hal serupa disampaikan anggota Komisi I FKB Effndy Choirie. “Itu tetap merupakan sesuatu yang aneh, kalau menurut saya apa yang dilakukan Presiden, Sudi Silalahi dan Kapolri itu sudah menodai lambaga negara, karena istana negara itu simbol kesucian dan ketertiban negara,” katanya.
Menurut Gus Choi, panggilan karab Effendy Choirie, niat baik mereka itu bisa saja diterima, namun jangan sampai hanya sebatas keinginan untuk mengembalikan utangnya. Ia menilai ketika mereka mencuri dan lari itu merupakan kesalahan yang tak bisa diampuni. “Jadi, aneh ketika pulang ke Indonesia malah difasilitasi di tempat terhormat,” kritiknya.
Ditegaskannya, kendati mereka telah mengembalikan uang curiannya ditambah dengan bunganya, proses hukumnya harus tetap berjalan. “Artinya niat baik mengembalikan uang negara harus diterima namun kejahatannya juga harus diproses,” usul Ketua DPP PKB itu.
Sementara itu, Patrialis Akbar, anggota Komisi III DPR F-PAN, menilai apa yang dilakukan oleh Kapolri Sutanto terhadap pengamanan ketiga debitor BLBI ke Istana sebaiknya dihormati dan jangan dijadikan konsumsi politik, karena selama ini tidak ada yang berhasil menyentuh kasus BLBI yang merugikan Negara ratusan triliun rupiah itu.
Ia menilai Sutanto berhasil membawa mereka agar membayar utang. Adanya debitur yang membayar utang dengan cara yang dilakukan Sutanto, tentunya merupakan cara yang lebih baik. Karena itu DPR dan pemerintah bersama-sama harus memikirkan yang terbaik buat bangsa ini. Bukan terus-menerus mencari kelemahan.
“Bahwa ketiga debitur BLBI mau kembali ke Indonesia, dan mereka bersedia mengembalikan uang negara sehingga dapat membantu perekonomian bangsa ini. Hikmah inilah yang mesti kita ambil," katanya memberi alasan.(dina)