Rencana kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton ke Indonesia dalam 18-19 Februari mendatang mendapat perhatian sejumlah Anggota Komisi I DPR.
Abdillah Toha yang merupakan Ketua Badan Kerjasamasama Antar Parlemen (BKSAP) meminta supaya pemerintah lebih mengedepankan kepentingan nasional dalam pembicaraan dengan Hillary Clinton. ”Pembicaraan Indonesia-Amerika Serikat harus mengutamakan kepentingan nasional terlebih dahulu terutama dalam bidang ekonomi,” katanya dalam Rapat Kerja Komisi I dengan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda yang dipimpin Ketua Komisi Theo L Sambuaga, di Gedung DPRRI, Jakarta, Senin (16/2).
Kedatangan Menlu Amerika Serikat yang baru dilantik ke negara-negara di kawasan Asia merupakan yang pertama kali. Sebelumnya, Menlu Amerika Serikat selalu mengawali lawatan ke luar negeri ke negara-negara di benua Eropa. ”Hal ini supaya dapat dimanfaatkan,” ujar Abdillah Toha.
Namun demikian, ia menyatakan tidak terlalu berharap akan dampak positif yang sangat besar atas kedatangan Hillary ke Indonesia diawal pemerintahan Barack Obama. Sebab, saat ini Amerika Serikat lebih memperhatikan kondisi ekonomi negaranya dalam mengatasi krisis global. ”Saya tidak terlalu optimis karena Amerika lebih memperhatikan dalam negeri,” jelasnya.
Abdillah Toha berharap kedatangan Menlu AS tersebut dapat dimanfaatkan pemerintah untuk menjadi mediator penyelesaian konflik AS-Iran. Menurutnya, Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai hubungan baik dengan kedua negara tersebut, sehingga diharapkan dapat menjadi mediator penyelesaian konflik.
”Kita dapat memainkan peranan mempertemukan Amerika dengan Iran. Mungkin juga Amerika dengan Korea Utara,” kata anggota FPAN.
Senada dengan itu, Anggota Komisi I dari FPPP Tosari Widjaja yang meminta supaya pemerintah Indonesia tidak didikte Amerika Serikat saat melakukan pertemuan dengan Menlu Hillary Clinton. ”Saya harap Menlu Amerika tidak mendikte kita, justru kita yang mendiktenya,” ujar Tosari.
Dalam kesempatan itu, Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda menjelaskan, pemerintahan Obama sedikit memberi dampak positif dalam hal penyelesaian konflik. Karena, dinilaiya, Obama lebih mengedepankan pendekatan persuasif melalui dialog, sehingga diharapkan sejumlah ketegangan antara Amerika dengan beberapa negara, seperti Iran bisa diredakan.
Kedatangan Menlu AS Hillary Clinton ke Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia dalam pertama kali lawatannnya ke luar negeri merupakan hal pertama dalam pemerintahan negara adidaya itu. Hassan menilai kunjungan itu menandakan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara termasuk penting bagi Amerika.
”Ini merupakan kunjungan pertama dan kunjungan ini saya kira menandakan perhatian yang sangat besar pemerintah Amerika Serikat terhadap kawasan Asia Pasifik,” jelasnya.(novel)